Ternak Cacing Tanah Usaha Sambilan Yang Menjanjikan

Ternak Cacing Tanah

Sebuah rumahan yang sederhana, dengan rak yang terbuat dari limbah kayu, dengan limbah limbah menghiasi diatasnya, tentu membuat kita penasaran. Apa yang ada dalamnya. Memang sepintas seperti sampah yang tidak terpakai, tapi ternyata di situ menyimpan ratusan ribu rupiah dalam setiap raknya. Yaitu Cacing tanah, yang kini usaha tersebut lagi digemari.

Betapa tidak, ternyata usaha hewan yang menjijikkan itu tidak sulit, setidaknya itu yang dirasakan Sugeng, salah satu peternak cacing di Maguwan, Sambit Ponorogo. Pemuda yang pernah menekuni warnet sebagai usahanya itu kini beralih menekuni ternak unggas dan nyambi usaha ternak cacing.
Sugeng menganggap nyambi (usaha sambilan) dalam ternak cacing, karena usaha tersebut tidak membutuhkan waktu serius. Sehingga dirinya bisa menekuni usaha semula.
“Selain modal yang dibutuhkan tidak banyak, waktu yang diperlukan juga tidak begitu banyak. Soalnya bisa dikerjakan 3 hari sekali atau bahkan 5 hari sekali untuk menjaga kelembaban media”, ujar Sugeng.
Bahkan media yang di pakai untuk ternak cacing serta, bahannya bisa memanfaatkan sampah.
“Media yang saya pakai ini adalah limbah tepung dari batang aren. Saya ambil dari Jabung. Pakan ternak cukup dari limbah sayur dan buah buahan”, tambah Sugeng.
Sedang untuk media, selain pakai limbah tepung, atau sabut batang aren juga bisa memakai tanah humus yang dibasahi. Prinsipnya pembuatan media ini adalah meniru tempat hidup cacing yang dipergunakan untuk tumbuh dan berkembang. Pun begitu untuk makannya, limbah sayur, tomat, wortel, kobis juga buah buahan bisa dijadikan bahan makan ternak cacing tanah.
Sedangkan masa panen cacing, menurut Sugeng baiknya adalah 3-4 bulan. Bila ingin dikembangkan. Tapi bila cukup dijual dan indukan beli lagi, cukup 40 hari bisa panen.Untuk pemasaran, Sugeng tidak kebingungan. Dirinya sudah ada pembeli yang datang untuk hasil ternaknya. Selain itu juga menggunakan fasilitas internet. Sebab menurutnya, cacing memiliki pangsa pasar yang jauh lebih banyak. Peternak lele, pakan unggas, pakan burung, semuanya bisa menjadi pembeli.
Sedangkan keuntungan, Sugeng tidak bisa menjelaskan lebih jauh. Sebab semuanya tidak dari beli. “Tapi kalau dari modal beli bibit yang pertama, dulu cuma 500 ribu rupiah. Dalam 3 bulan bisa menjadi 1 juta rupiah lebih bahkan hampir 2 juta rupiah”, terangnya.
Selain untung dari jual panenan, bekas media cacing, oleh sugeng dijadikan untuk pupuk dan media tanam cabe. “Hasilnya juga subur. Bahkan kalau ternak cacing besar, bekas media ini bisa dijual”, terang sugeng lebih lanjut