800 TKI Purna dan Keluarga Dilatih Wirausaha

PEKERJA Migran Indonesia atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang telah kembali tanah air diharapkan tidak lagi mengadu nasib di negara lain. Mereka diharapkan jadi sumber ekonomi bagi lingkungannya dengan pembekalan kemampuan untuk berwirausaha. Selama 2018, 800 TKI Purna dan keluarganya di Jatim akan dilatih wirausaha.

Inilah tujuan dari Pelatihan Terintegrasi untuk TKU Purna dan Keluarganya 2018 yang sejak Sabtu (14/7/2018) lalu digelar di Desa Lembah, Kecamatan Babadan, Ponorogo. Selama enam hari sampai Kamis (19/7/2018, mereka dilatih dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, pengelolaan keuangan perusahaan mikro, analisis usaha, prospek usaha holtikultura sampai pelatihan lapang alias praktik bercocok tanam holtikultura.

Panitia pelatihan yang juga Staf BNP2TKI (Badan Nasional Penempatan dan Perlindunan TKI) Surabaya Dessy Pramitasari mengatakan, kegiatan tersebut adalah upaya pemberdayaan bagi TKI purna dan keluarga berupa edukasi kewirausahaan. Sasarannya adalah keluarga TKI atau TKI yang pernah ke luar negeri kemudian belum ada niatan kembali bekerja keluar negeri.

Para TKI Purna saat mendapatkan materi praktek lapang holtikultura tentang cara pemilihan alat untuk metode sambung pucuk.

“Mereka ini kita kembangkan ilmunya untuk bisa wirausaha. Tujuannya adalah mereka tidak perlu merasa kembali lagi ke luar negeri. Itu (tujuan) yang paling kecil. Tujuan yang paling besar adalah mereka bisa berkreasi, berusaha, mengembangkan ekonomi di rumah dan bisa menjadi sumber ekonomi bagi lingkungannya,” ungkap Dessy, Kamis (19/7/2018) di sela pelatihan.

Pada pelatihan selama enam hari ini, pesertanya berjumlah 25 orang. “Materinya cukup luas, bukan hanya holtikultura yang ada praktek lapangnya. Sehingga, ilmu yang didapat bisa diaplikasikan ke jenis usaha yang lain. Kalau kali ini disesuaikan dengan KKBM (Komunitas Keluarga Buruh migran) setempat yang melihat potensi daerahnya, yaitu holtikultura,” terang Dessy.

Selama 2018, BNP2TKI akan dua kali melaksanakan pelatihan terintegrasi di Ponorogo, yaitu di Babadan dan akhir bulan Juli nanti di Kecamatan Jambon.

Di seluruh Jawa Timur, BNP2TKI Surabaya telah menyiapkan 32 paket pelatihan di seluruh kabupaten/kota. Tiap paket pelatihan akan melibatkan 25 orang TKI purna dan keluarganya. Dengan begitu akan ada sekitar 800 TKI purna dan keluarganya yang akan dikembangkan kemampuannya untuk mampu mandiri dan berwirausaha tanpa kembali bekerja ke luar negeri.

Ketua Pelaksana Lokal, Endang Widayati mengatakan, pelatihan untuk para TKI purna dan keluarganya ini dilaksanakan agar para TKI memiliki berbagai keterampilan yang membawa pada kesejahteraan keluarganya. Selama sepekan, para pemateri telah memberikan berbagai ilmu dan teori tentang pengelolaan keuangan, cara menabung yang benar dan keterampilan holtikultura sesuai dengan kondisi geografis desa setempat.

“Nah, harapannya, para TKI purna tidak kembali lagi ke luar negeri. Mereka bisa memanfaatkan lahan di sekitar rumahnya. Bahkan, ada rencana untuk mengintegrasikan kemampuan mereka nanti dalam budidaya holtikutura dalam rencana pembangunan pemerintah Desa Lembah untuk memanfaatkan lahan milik desa di tepi-tepi jalan. Ujung-ujungnya adalah sejahtera bersama dan tetap di Indonesia,” pungkas Endang. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*