LAHAN kosong di sekitar rumah sebaiknya bisa dioptimalkan demi menambah pemenuhan gizi keluarga. Seperti yang dilakukan para warga di enam desa di Ponorogo yang menjadi finalis lomba Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) tahun 2019 yang digelar sejak akhir April lalu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Ponorogo Andi Susetyo, Kamis (2/5/2019), mengatakan, sejak 22-25 April lalu ada 21 desa dari 21 kecamatan di Ponorogo yang mengikut lomba ini. Setelah seleksi secara maraton, terdapat enam desa yang akhirnya menjadi finalis. Desa-desa tersebut adalah Desa Lembah, Kecamatan Babadan; Desa Nglumpang, Kecamatan Mlarak; Desa Suru, Kecamatan Sooko; Desa Manuk, Kecamatan Siman; Desa Dayakan, Kecamatan Badegan; dan Desa Ngumpul, Kecamatan Balong.
“Harapannya, para warga termotivasi untuk memanfaatkan sekecil apapun lahan yang ada di sekitar rumahnya untuk bercocok tanam. Bisa tanaman buah dan sayuran. Atau memanfaatkan lahan dengan beternak ikan maupun memelihara hewan ternak,” ungkap Andi usai penilaian dalam Lomba KRPL 2019, Kamis(2/5/2019).
Dalam penilaian ini, lanjutnya, pihaknya menggandeng Balai Besar Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Malang. Hal ini sebagai wujud independensi para juri dalam melaksanakan penilaian. “Apalagi ini adalah lomba KRPL yang pertama kali kita lakukan,” ungkapnya.

Sejauh ini, kata Andi, para warga di desa-desa yang jadi peserta lomba memang sudah cukup optimal. Sebagian besar, KRPL dilaksanakan oleh para ibu yang tergabung dalam Kelompak Wanita Tani (KWT). Bentuknya bermacam-macam, ada yang didominasi sayuran, ada pula yang cukup lengkap dengan ternaknya.
“Yang lebih luas tentu nilainya lebih tinggi. Kalau cuma satu RT yang KRPL ya pasti akan lebih sedikit skornya dibanding yang bisa satu RW, satu dusun atau bahkan satu desa pelaksanaan KRPL-nya,” ujarnya.
Dalam dua hari ini penilaian telah dilakukan. Pemenangnya akan maju untuk menjadi wakil Ponorogo pada lomba yang sama di jenjang lebih tinggi. (diskominfo/dist)