Kesakralan Festival Sukosewu

Ada yang aneh malam ini, Jum’at (9/8/2019) bila memasuki Desa Sukorejo. Suasana nan hening dan gelap menyelimuti Desa Sukorejo, pasalnya malam ini ada penutupan Festival Sukosewu. Acara dimulai kirab ratusan obor dan buceng dari kantor Desa Sukorejo hingga Taman Sukosewu membuat suasana semakin sakral.

Bupati Ponorogo,Ipong Muchlissoni saat mengikuti kirab obor dan buceng di festival Sukosewu, Jum’at (9/8/2019)
Pemotongan buceng raksasa oleh Bupati Ponorogo,Ipong Muchlissoni

Menurut pantauan ponorogo.go.id di sepanjang jalan yang dilalui oleh kirab obor ada ribuan pasang mata yang menyaksikan, bukan saja dari warga Desa Sukorejo saja, melainkan dari warga luar desa. Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni bersama Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo, Sri Wahyuni dan Muspika Sukorejo juga ikut dalam kirab obor.

Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni dalam sambutannya merasa senang bisa menyambut 17 Agustus bersama-sama di Desa Sukorejo, yang mana menyambutnya dengan suasana yang sangat bagus dengan menggali seluruh kearifan lokal yang dimiliki Desa Sukorejo untuk dijadikan sebagai sebuah tradisi dan tontonan dari mulai acara arak-arakan obor.

“Ini bisa dijadikan tradisi dan tontonan yang sangat bagus, suasana yang sakral sangat terasa pada waktu prosesi kirab obor hingga memasuki kawasan Taman Sukosewu,” ungkapnya.

Desa Sukorejo juga terkenal dengan seni thek thur, dan pada festival Sukosewu juga turut dilombakan. Ipong juga berterima kasih kepada Kepala Desa Sukorejo, sudah membuat acara HUT RI ke-74 dengan terus menggali budaya-busaya lokal yang bagus yang masih terus dipertahankan.

“Di era modern ini seni thek thur masih dilestarikan oleh masyarakat Sukorejo apalagi ada lombanya juga, ini sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten untuk terus nguri-nguri (menghidupkan) apa yang ada di Ponorogo,”imbuhnya.

Disamping itu Ipong juga mengapresiasi kegiatan bersih desa, karena bersih desa sudah menjadi tradisi masyarakat Ponorogo termasuk masyarakat desa Sukorejo.

“Bersih desa ini tidak lain sebagai bentuk syukur kita kepada Allah S.W.T yang telah memberi rezeki atas panen yang telah kita terima selama ini,” tuturnya.

Suasana hening dan sakral pada penutupan festival Sukosewu,Jum’at (9/8/2019)

Bersih desa ini juga sebagai ikhtiar kita untuk membersihkan segala hal yang tidak baik di desa. Ipong juga mengajak kepada masyarakat untuk terus kerja dan melanjutkan pembangunan sesuai bidang masing-masing.

“Semoga apa yang tidak bersih dari diri kita ini, kita bersihkan, kita buang jauh-jauh dan kita lanjutkan pembangunan kerja untuk kebaikan masyarakat desa Sukorejo,” pungkasnya.

Selanjutnya Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni meresmikan Desa Sukorejo sebagai desa Thek Thur. (Kominfo/fdl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*