Ponorogo Jaga Komitmen Jalankan Pertanian Ramah Lingkungan

PERTANIAN ramah lingkungan tetap menjadi pilihan Ponorogo dalam kehidupan petaninya. Penggunaan pupuk organik merupakan cara yang tetap akan dilakukan sebab selama tiga tahun terakhir pupuk organik telah menghadirkan peningkatan hasil panen dan perubahan kesuburan tanah.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Henry Indrawardhana mengatakan, pertanian organik menjadi penting dilestarikan karena telah terbukti bermanfaat bagi petani di Ponorogo.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Henry Indrawardhana saat memimpin rapat teknis Pertanian Ramah Lingkungan di aula kantor setempat, Rabu (21/8/2019).

“Kita sudah melihat ada kenaikan panen padi pada dua sampai tiga tahun terakhir. Cukup signifikan untuk tiap hektarenya. Ya memang beda-beda kenaikannya tapi meningkat,” kata Henry di sela Rapat Teknis Pelaksanaan Pertanian Ramah Lingkungan di aula Disperta, Rabu (21/8/2019).

Efek lain dari penggunaan pupuk organik adalah peningkatan kesuburan tanah. Tanah di sejumlah wilayah sudah semakin gembur dan sangat mendukung pertanian. Sudah ada perubahan signifikan daripada saat masih menggunakan pupuk kimia secara keseluruhan.

“Yang kita lihat itu kalau pas nyabut rumput. Sekarang ini langsung hilang tanahnya dan tinggal akarnya. Kalau dulu, tanahnya masih ikut nempel di akar, itu tanda paling mudah melihat kegemburan dan kesuburan tanah,” tuturnya.

“Mengapa penggunaan pupuk organik terus kita laksanakan? Ini karena pengguaan pupuk organik harus kontinyu untuk hasil optimal. Sehingga kita terus laksanakan. Pada tahun keenam dan selanjutnya baru akan benar-benar terlihat hasilnya,” imbuhnya.

Rapat Teknis Pertanian Ramah Lingkungan di aula kantor setempat, Rabu (21/8/2019).

Rapat tersebut juga membahas kelanjutan pelaksanaan pembagian pupuk dan pemakaiannya di kalangan petani. Para pemangku kepentingan seperti TNI dan Polri juga terlibat dalam pelaksanaan pertanian ramah lingkungan ini.

Dalam rapat kali ini hadir para pemangku kepentingan di bidang pertanian. Di antaranya unsur TNI dan kejaksaan di sesi pertama dan ada Polri di sesi berikutnya.

“Selain mereka bisa mendampingi para petani dan penyuluh lapangan, mereka juga bisa turut mengawasi distribusi pupuk yang kita salurkan,” pungkasnya. (kominfo/ris/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*