Reyog Ponorogo Jadi Pusat Perhatian Warga Belanda

Alunan musik khas gamelan reyog Ponorogo menjadi pusat perhatian pada Embassy Festival Lange Voorhout 2019 di kota Den Haag, Belanda. Penampilan dari penari reyog yang diiringi oleh gamelan khas reyog tersebut mampu memukau para pengunjung dihari kedua Embassy Festival 2019, Sabtu (7/9).

Reyog Ponorogo saat melintas di sepanjang area pusat perbelanjaan paling populer di kota Den Haag (Den Haag Centrum) menuju kawasan event Embassy Festival 2019.(Foto : Thoriq Humas Pemkab Ponorogo).
Bupati Ponorogo (tengah) dan wakil dubes RI di Den Haag beserta rombongan reyog Ponorogo saat melintas di sepanjang pusat perbelanjaan di kota Den Haag (Den Haag Centrum) menuju kawasan event Embassy Festival 2019. ( Foto : Thoriq Humas Pemkab Ponorogo).

Pada saat rombongan kesenian Reyog Ponorogo melintas di sepanjang area pusat perbelanjaan paling popular di kota Den Haag (Den Haag Centrum menuju kawasan event Embassy Festival 2019), para pengunjung langsung memadati area yang dilintasi rombongan kesenian reyog Ponorogo, dan saat rombongan reyog sudah terlihat dari kejahuan para pengunjung mengangkat kamera dan telepon genggam untuk mengabadikan momen langka tersebut.

Reyog Ponorogo saat melintas di sepanjang pusat perbelanjaan di kota Den Haag (Den Haag Centrum) menuju kawasan event Embassy Festival 2019. ( Foto : Thoriq Humas Pemkab Ponorogo).

Wakil Duta Besar RI, Fikri Cassidy mengucapkan banyak terima kasih kepada Bupati Ponorogo  yang telah bersedia datang bersama rombongan untuk mengikuti Embassy Festival tahun ini. Pihaknya yakin dengan kesuksesan penampilan reyog dua hari ini, Indonesia akan menjadi negara yang paling ditunggu penampilannya  pada event-event kedepan di Belanda.

“Kami sangat berterima kasih karena dibandingkan dengan embassy-embassy yang lain, kelihatan sekali kita bukan saja paling siap dan berbeda tapi lebih wah,” ungkapnya.

Reyog Ponorogo saat tampil di event Embassy Festival 2019. ( Foto : Thoriq Humas Pemkab Ponorogo).

Sementara itu, Bupati Ponorogo, Ipong Muchlissoni, mengatakan pihaknya ingin kesenian reyog diajarkan didalam beberapa sekolah-sekolah yang ada di Belanda. Sehingga diharapkan dalam 5 tahun mendatang, reyog dapat dimainkan oleh warga Belanda.

“Salah satu tujuan kita ke Belanda ini selain  memenuhi undangan dari KBRI, kita ingin mengajarkan kesenian reyog di Belanda,” ungkap Bupati Ipong Muchlissoni.

Tak hanya itu Ipong juga berharap nantinya Belanda bisa menjadi tempat berkembangnya kesenian reyog di Eropa. (Kominfo/fdl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*