TERNYATA penting untuk belajar tidak jadi koruptor. Di antaranya dengan memahami berbagai nilai yang harus ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus bangsa. Hal ini untuk menumbuhkan sikap antikorupsi.
Pesan inilah yang disampaikan penasehat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Muhammad Tsani Annafari saat berdiskusi dalam Diskusi Publik Antikorupsi di Aula Kampus Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Sabtu (21/9/2019). Di depan sekitar 300 mahasiswa berbagai fakultas, Tsani memaparkan perlunya mengetahui cara-cara untuk menghindari dilakukannya tindak pidana korupsi.

Menurutnya, dari kacamata umat Islam, hidup dengan berislam saja belum cukup untuk menjauhkan diri dari korupsi. Ihsan atau menghadirkan Tuhan dalam seluruh aktivitas menjadi hal yang tidak kalah penting agar tidak melakukan korupsi.
“Self-control ini sangat perlu kita miliki. Malu mengambil hak orang lain meskipun tidak ketahuan. Atau mencontek misalnya, bakal tidak dilakukan bagi mereka yang ihsan, yang punya self-control yang memadai,” ungkapnya.
Bagi para kaum muda seperti para mahasiswa Unida, melawan korupsi harus dimulai dari diri sendiri. Integritas, akuntabilitas dan transparansi, kata Tsani, menjadi tiga hal yang harus dipunyai dan dilaksanakan oleh seluruh civitas akademika Unida dan perguruan tinggi yang lain. Bahkan, seharusnya hal ini berlanjut setelah lulus dari perguruan tinggi tempat para mahasiswa menimba ilmu.
Pemilihan kampus, salah satunya Unida, sebagai sasaran edukasi antikorupsi tidak lepas dari upaya KPK untuk melakukan pencegahan korupsi sejak dini. Apalagi Unida Gontor merupakan perguruan tinggi yang memiliki jaringan yang luas.
“Peruguran tinggi seperti Unida Gontor jaringannya sangat luas di Indonesia ini. Alumni-alumninya akan memiliki kesempatan mengakses jabatan-jabatan yang utama di masyarakat. Kalau saat ini kita bekali mereka dengan sikap antikorupsi harapan kita korupsi ini bisa cegah sedini mungkin,” ulasnya.
Pada sesi interaktif diskusi berjalan cukup hidup. Sejumlah dosen dan mahasiswa tampak melontarkan pertanyaan yang menurut Tsani cukup tajam dalam mengkritisi kondisi terkini tanah air.

Wakil Rektor II Unida Setiawan bin Lahuri mengatakan, sikap antikorupsi ini menjadi penting dimiliki oleh semua pihak di zaman yang semakin tidak jelas seperti saat ini. “Sekarang yang putih bisa jadi hitam, yang hitam bisa jadi putih. Dengan acara ini, saya yakin akan memberi wawasan antikorupsi kepada para mahasiswa,” tuturnya.
Diskusi Publik Antikorupsi di Aula Kampus Universitas Darussalam adalah bagian dari Roadshow Bus KPK bertema ‘Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi’ di Ponorogo yang berlangsung 19-22 September 2019. Kegiatan ini menjadi upaya pendidikan antikorupsi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Langkah ini menjadi bentuk pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi. (kominfo/dist)