KEMARAU panjang yang terjadi saat ini dipastikan membuat sebagian besar lahan persawahan kekurangan air. Karena itu, Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Ponorogo menganjurkan petani agar membuat sawahnya bera agar bisa beristirahat dari tanaman padi. Atau, petani bisa menanaminya dengan palawija.
Kasi Pengelolaan Lahan dan Irigasi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Slamet, Senin (2/12/2019) mengatakan, pada saat kemarau, apalagi kemarau panjang seperti saat ini, petani bisa mengambil langkah yang bijak untuk lahan pertanian yang dimilinya.
“Kalau biasanya selalu ditanami dengan padi, maka bisa diistirahatkan saja dari padi. Caranya, beralih ke palawija atau dibiarkan kering, diberakan,” ujarnya.

Dengan mengistirahatkan dari padi, maka tanah akan lebih subur pada masa tanam padi berikutnya. Sebab, lanjutnya, kandungan zat dalam tanah akan berubah menjadi lebih subur. Kejenuhan atas pupuk yang biasa dipakai untuk menggenjot produksi padi bisa dikurangi. Ketika diberakan, juga bisa lebih gembur saat diairi ketika musim hujan tiba.
Namun, ia menyadari hal ini tidak mudah. Petani kadang merasa sayang ketika melihat tanahnya menganggur. Padahal, ketika dipaksakan menanam saat kesulitan air, kadang-kadang hasilnya juga tidak seberapa atua bahkan rugi. Ini karena ongkos mengairi lebih tinggi ketimbang uang yang didapat ketika panen. Belum lagi tingkat keberhasilan yang tidak optimal.
“Jadi ya kita maklumi saja kalau memang tetap menanam padi. Kami ini hanya bisa menganjurkan. Dan, saat ini sudah banyak juga kok petani yang memberekan sawahnya. Terutama di daerah-daerah yang memang kesulitan air,” ungkapnya.

Widayati, salah satu petani di Kecamatan Lembah mengaku, sebenarnya ia lebih memilih memberakan sawahnya saat musim kemarau, apalagi yang panjang seperti saat ini. Akan tetapi, orang tuanya merasa sayang kalau lahan sampai tidak ditanami padi.
“Padahal ya buk (tidak ada hasilnya). Walaupun menanam, ya tidak ada hasil. Kadang malah rugi, banyak keluar uang buat solar pompa (disel di sawah),” tuturnya.
Sebenarnya, kata Widayati, ia lebih memilih menanami dengan palawija. Jadi ada perubahan pola uang biasanya padi-padi-padi bisa menjadi padi-padi-palawija. Namun, kadang-kadang ia kesulitan menggarap lahannya menjadi sawah lagi karena harus membolak-balik tanah yanglebih keras. (kominfo/dist)