DARAH untuk transfusi yang jumlahnya selalu meningkat membuat Palang Merah Indonesia (PMI) Unit Donor Darah (UDD) Ponorogo terus mencari upaya untuk memenuhinya. Salah satunya dengan jemput bola ke berbagai instansi, sekolah, bahkan sampai ke desa-desa di pelosok Ponorogo.
Kabid Pelayanan UDD PMI Ponorogo Sunarmi, Selasa (3/12/2019), mengatakan, saat ini kebutuhan darah untuk transfusi di Ponorogo mencapai sekitar seribu kantong tiap bulannya. Sedangkan perolehan darahnya berada pada angka yang sama, sekitar seribu kantong darah. Kalaupun kelebihan, jumlahnya tidak terlalu banyak dan memang menjadi cadangan bagi PMI Ponorogo.

“Kita banyak melakukan dropping ke BDRS (Bank Darah Rumah Sakit). Ada empat RS yang sudah ada BDRS, yaitu RSUD Harjono, RSU Aisyiyah, RSU Darmayu dan RS Amal Sehat Wonogiri. Totalnya mencapai 922 kantong tiap bulan. Untuk November masuk 1.451 kantong, kebutuhan sekitar seribu lebih sedikit. Jadi sisa sebagai cadangan memang sedikit,” kata Sunarmi di sela kegiatan donor darah di RSU Aisyiyah.
Agar tidak pernah terjadi kekurangan, PMI Ponorogo pun agresif mencari pasokan darah dengan berbagai cara. Salah satunya dengan mendatangi lembaga-lembaga, kantor-kantor, dinas-dinas dan sekolah-sekolah. Yang paling akhir, PMI mendatangi desa-desa dengan bekerja sama dengan karang tarunanya.
“Ternyata kesadaran warga kita untuk berdonor sudah tinggi. Sudah banyak karang taruna yang bekerja sama. Kami pun akhirnya mendatangi lokasi. Yang terjauh Pudak sudah kami datangi. Beberapa hari lalu Desa Sendang (Kecamatan Jambon). Dan di situ, warga yang mau nyumbang darah banyak lo,” ucapnya.
Direktur RSU Aisyiyah, Wegig Widjanarko mengatakan, pihaknya sangat mendukung langkah PMI untuk jemput bola demi mendapatkan darah ini. Salah satunya dengan rutin menggelar kegiatan donor darah untuk para karyawan dan keluarga pasien serta pengunjung.
“Kami menyadari kebutuhan darah ini karena kami berhubungan langsung dengan pasien yang membutuhkan darah. Bahkan untuk periode rutinitas donor ini kami akan minta ditingkatkan frekuensinya. Kalau saat ini tiga bulan sekali, kami akan minta tiga bulan dua kali. Ini agar seluruh karyawan bisa berpartisipasi, mereka yang kebetulan shift malam bisa kebagian di periode berikutnya,” papar Wegig.
RSU Aisyiyah sendiri membutuhkan sekitar 300—400 kantong darah setiap bulannya. Jumlah ini bervariasi naik turun tergantung kondisi keparahan pasien-pasien yang ditangani di RS tersebut. Pada waktu-waktu tertentu memang bisa tinggi namun bisa juga turun.(Kominfo/dist)