SATU lagi even berkelas nasional akan terlaksana di Ponorogo. Kegiatan lari ultra-marathon NusantaRun Chapter 7 akan mengambil garis finish di Pendopo Agung Ponorogo. Sebanyak 155 pelari akan tiba di Ponorogo dari garis startnya di halaman Kantor Bupati Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Total, para pelari akan menempuh jarak 133 kilometer dengan 10 checkpoint.
Dalam rilis publikasi resmi panitia NusantaRun Chapter 7 dikatakan, kegiatan akan dilaksanakan pada 6—8 Desember 2019. Peserta akan terbagi dalam dua kategori, yaitu full course dengan jarak 133 km dan half course dengan jarak 71 km. Seluruh pelari adalah fundraiser yang terpilih untuk mengikuti kegiatan ini.
Nusanta-Run merupakan suatu kegiatan lari yang memiliki tujuan utama menggalang dana untuk dipergunakan menunjang dunia pendidikan di Indonesia. Termasuk di antaranya adalah dukungan untuk para atlet pelajar penyandang disabilitas. Organisasi ini adalah wadah dan cara untuk memberikan kepada yang memerlukan di Indonesia dengan cara berlari.

Disebutkan, ada tiga misi NusantaRun, mengunjungi tempat-tempat indah di Indonesia; mempromosikan budaya hidup sehat dengan berlari; dan mengumpulkan dana kepada yang memerlukan dengan sistem ‘crowd fundraising’. Sejauh ini, dana yang terkumpul dari kegiatan in telah mencapai Rp1,2 miliar.
Sementara itu, Kabag Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Ponorogo Edy Sucipto Kamis (5/12/2019) mengatakan, Pemkab Ponorogo sangat mendukung kegiatan ini. Begitu surat masuk jelang akhir November lalu, pihak Pemkab langsung melakukan koordinasi dan langsung menyatakan memberikan dukungan.
“Setelah surat masuk ternyata diketahui mereka itu mandiri. Hanya menjadikan tempat kita sebagai lokasi finish. Karena itu kita berikan dukungan atas kegiatan ini. Apalagi ini adalah kegiatan dengan misi sosial,” ucapnya.
Dalam rilis NusantaRun juga disebutkan, tahun ini merupakan tahun ketujuh penyelenggaraan fundraising event tema Revealing Potentials. Tema tersebut terinspirasi dari filosofi nama kabupaten yang akan menjadi finish line NusantaRun Chapter 7, yaitu Ponorogo.
Filosofi nama Panarogo (Ponorogo) sendiri terbentuk dari dua kata, yaitu ‘pana’ yang artinya melihat dan raga (badan/diri). Jika digabungkan, Ponorogo bermakna melihat diri sendiri/mawas diri. NusantaRun percaya bahwa setiap orang memiliki potensi yang perlu diungkap dan diberdayakan. Potensi tersebut hendaknya dimaksimalkan agar memberikan manfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga dirasakan oleh banyak orang.
Kehadiran dan prestasi para penyandang disabilitas merupakan sumber semangat dan energi positif bagi bangsa dan masyarakat. Kehadiran mereka telah memperluas perspektif kita tentang mimpi dan pencapaian. Kehadiran mereka merupakan pengingat bagi sesama untuk selalu menghargai proses dan selalu berusaha tanpa rasa pantang menyerah, apapun pekerjaan kita. Oleh karena itu, pantaslah mereka kita sebut Beyond A Champion.
Mari kita dukung Student Athletes With Disabilities untuk Revealing Potentials mereka menjadi siswa berprestasi dan atlet terbaik bangsa!
(kominfo/dist)