Saya Menanam, Saya Bahagia

BAHAGIA ternyata sederhana bagi para siswa SDN 1 Lembah, Babadan, Ponorogo dan warga sekitarnya. Mereka hanya perlu menanam pepohonan dan menghijaukan daerahnya. Sebab, dengan begitu, mereka telah membantu menjamin bumi tetap lestari untuk tempat tinggal anak-cucunya nanti.

Warga dan para siswa menanam pohon untuk membentuk Taman Ramah Anak di wilayahnya.
Anak-anak bahu-membahu menanam pohon di halaman sekolahnya.

Kegiatan menanam ini dilakukan 105 siswa SDN 1 Lembah dan puluhan warga Desa Lembah. Sejak pagi, sekitar pukul 08.00, Sabtu (7/12/2019) mereka menyebar di sepanjang tepi lapangan depan sekolah. Mereka mengisi lubang yang jaraknya masing-masing tiga meter dengan bibit pohon bunga flamboyan. Tiap pohon telah diberi nama masing-masing anak. Bersama-sama, mereka memulai membentuk taman ramah anak di lingkungannya.

“Kita semua mengajak anak-anak untuk melestarikan alam dengan menanami lahan di sekitar kita dengan pepohonan. Ini mengajarkan anak-anak cinta lingkungan dan akhirnya nanti setiap hari punya kegiatan dan tanggung jawab. Yaitu harus menyirami tanaman milik mereka sendiri,” tutur guru SDN 1 Lembah, Puguh Prasetyo.

Kepala Desa Lembah Heri Setyo Kurniawan menyatakan, penanaman ratusan pohon dengan mengerahkan warga dan para siswa SD ini menjadi upaya warga desanya untuk turut menghijaukan wilayahnya. Selain untuk melestarikan lingkungan, menanam sangat penting agar sumber air yang berada di bawah tanah bisa terjaga. Dengan begitu, saat terjadi kemarau panjang seperti beberapa waktu belakangan, air tidak akan menjadi masalah.

“Kita sadar bahwa pohon penting untuk menjaga air. Selain itu, kita ingin memotivasi seluruh warga agar bisa ikut menanam. Kalau kita lihat anak-anak begitu bersemangat, maka kita yang orang-orang dewasa ini juga harus bisa. Karena, hanya lingkungan lestari lah yang bisa kita wariskan kepada anak cucu,” ucapnya.

Para siswa dan warga foto bareng usai penghijauan dengan slogan Saya Menanam Saya Bahagia.

Aditama, siswa kelas V SDN 1 Lembah menyatakan, ia dan kawan-kawannya merasa senang dengan kegiatan penghijauan. Sebab, ini adalah pengalaman pertamanya dalam mengikuti kegiatan yang selama ini hanya ia baca di buku pelajaran atau dilihatnya di siaran berita televisi. Bahkan, bocah bertubuh mungil ini rela menyusun batu-batu di pinggir flamboyan yang ditanamnya. Entah agar lebih terlindungi atau agar lebih indah.

“Katanya kalau penghijauan bisa mencegah banjir. Juga bisa membuat daerah kita jadi paru-paru dunia. Terus, biar mata airnya tidak kering. Eeemmm… keren. Saya bisa menanam dan saya bahagia,” ungkapnya polos. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*