William Lesmana, Finisher Pertama NusantaRun C7 Ponorogo

KEJUTAN menggembirakan terjadi di NusantaRun Chapter 7 Gunung Kidul—Ponorogo yang dimulai sejak Jumat (6/12/2019) dan akan berakhir Minggu (8/12/2019). William Lesmana, seorang pelari dari Jakarta mampu mencapai garis finish di Halaman Pendopo Agung Ponorogo lebih cepat dari waktu perkiraan panitia.

William start dari Kantor Bupati Gunung Kidul pada pukul 22.00, Jumat (6/12/2019) dan memasuki finish line di halaman Pendopo Agung Ponorogo sekitar pukul 16.00, Sabtu (7/12/2019). Total, William mencatat waktu sekitar 18 jam untuk jarak tempuh sejauh 133 kilometer. Pelari berusia 38 tahun ini meninggalkan pelari lain yang diperkirakan berada sekitar empat hingga lima jam di belakangnya.

“Ini rekor dalam NusantaRun,” ungkap Panitia NusantaRun Chapter 7, Roni, Sabtu (7/12/2019).

William Lesmana mengaku sangat senang bisa memasuki garis finish di urutan pertama. Meksi kegiatan lari ini adalah kegiatan amal dan tidak ada hadiah bagi finisher pertama seperti dirinya.

“Ya saya memang senang berlari. Kegiatan ini bukan saya maksudkan untuk menang. Saya ikut untuk mengetes ketahanan saya dalam berlari,” ujarnya.

Dikatakannya, pencapaian kali ini tidak lepas dari persiapannya yang cukup. Pengalamannya dalam kegiatan lari ultra-marathon juga sudah cukup banyak. Di antaranya, ia pernah mengikuti lomba lari ultra-marathon di Malaysia. Pada kompetisi itu seluruh pelari diwajibkan memutari lintasan di sebuah stadion selama 24 jam penuh.

“Saya mampu menempuh jarak sejauh 181,8 kilometer. Saya menempati posisi kedua,” ujarnya.

Ia juga mengaku staminanya jauh lebih bagus ketimbang saat akan mengikuti NusantaRun Chapter 4 Purwokerto. Saat itu dia bahkan tidak sempat mencapai garis finish. Saat itu ia cidera.

“Ya akhirnya harus berhenti di tengah lomba,” tuturnya sambil menyebut kali ini motivasinya hanyalah agar bisa berpartisipasi dalam kegiatan amal.

NusantaRun merupakan suatu kegiatan lari yang memiliki tujuan utama menggalang dana untuk dipergunakan menunjang dunia pendidikan di Indonesia. Termasuk di antaranya adalah dukungan untuk para atlet pelajar penyandang disabilitas. Organisasi ini adalah wadah dan cara untuk memberikan kepada yang memerlukan di Indonesia dengan cara berlari.

Disebutkan, ada tiga misi NusantaRun, mengunjungi tempat-tempat indah di Indonesia; mempromosikan budaya hidup sehat dengan berlari; dan mengumpulkan dana kepada yang memerlukan dengan sistem ‘crowd fundraising’. Sejauh ini, dana yang terkumpul dari kegiatan ini telah mencapai Rp1,2 miliar. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*