DUO kyai dan seniman, Gus Miftah dan Didi Kempot benar-benar menjadi magnet bagi warga Ponorogo. Mereka mampu menghadirkan tidak kurang dari 30 ribu orang hingga memenuhi Aloon-Aloon Ponorogo pada gelaran Tabligh Akbar-Konser Ambyar dalam rangka Tasyakuran Ponorogo 2019 sekaligus Peringatan Hari Anti-Korupsi Se-Dunia 2019, Selasa (10/12/2019) malam.
Bupati Ipong menyatakan, kegiatan ini digelar sebagai bentuk rasa syukur warga Ponorogo atas segala pencapaian dan prestasi serta penghargaan yang telah diraih oleh Ponorogo, warga Ponorogo dan Pemkab Ponorogo selama 2019. Dikatakan Bupati Ipong, kegiatan itu juga menjadi peringatan Hari Anti Korupsi Se-Dunia yang jatuh setiap 9 Desember.
Kegiatan ini adalah kolaborasi antara peningkatan religiusitas dan penghargaan terhadap seni budaya. Sebuah kegiatan, kata Bupati Ipong, yang menunjukkan masyarakat Ponorogo yang memang selalu ingin lebih maju, berbudaya dan religius.
“Lewat kegiatan ini kita ingin ngaji bersama, berkesenian bersama dan berdoa agar Ponorogo selalu bebas dari korupsi,” ungkapnya.
Gus Miftah yang mengawali acara duet ngaji-nyanyi mengingatkan warga Ponorogo tentang ciri malaikat punya iman tapi tak punya nafsu, ciri setan yang penuh nafsu tak punya iman dan ciri manusia yang memiliki iman sekaligus nafsu. Karena memiliki keduanya, manusia harus benar-benar mampu mengendalikan diri agar tak mengumbar nafsu dengan dasar keimanannya.
“Jadi harus tahu kapan ngegas dan ngerem (nafsu). Ketemu istri sendiri, ya monggo ngegas. Ketemu istri orang lain ya kudu ngerem,” ujarnya di hadapan ribuan sobat ngajinya.
Ngegas dan ngerem ini, kata Gus Miftah, berlaku pada semua tingkah laku manusia dan semua golongan manusia. Termasuk para pejabat. “Dengan begitu, para pejabat akan tahu kapan ngegas, kapan ngerem sehingga tidak melakukan korupsi,” ulasnya disertai banyolan-banyolan segar.
Setelah usai tausyiah, massa yang membludak hingga ke jalan raya sekitar Aloon-Aloon Ponorogo segera dihibur oleh Lord of Broken Heart Didi Kempot. Sejumlah lagu yang dilantunkan selalu diikuti oleh para penonton tanpa salah lirik sekalipun.
Bupati Ipong dan istri, Sri Wahyuni, sempat menemani Didi Kempot di atas panggung. Banyu Langit dan Pamer Bojo menjadi lagu yang kembali membius ribuan penonton yang tidak hanya berasal dari Ponorogo tapi juga Ngawi, Magetan, Pacitan, bahkan Malang.
Usai acara, Bupati Ipong menyatakan, respons warga Ponorogo sungguh luar biasa. “Respons masyarakat yang luar biasa ini menunjukkan betapa masyarakat antusias dan menghargai karya seni. Dan ternyata mereka tertib. Walaupun ini memecahkan rekor (jumlah pengunjung Aloon-Aloon) sampai tumpah-ruah di jalanan tapi tidak ada insiden apapun. Ini menunjukkan kedewasaan orang Ponorogo,” pungkasnya. (kominfo/dist)