FGD Pelayanan Digital, dari Melek Internet Sampai SIM Berbasis TI

PERKEMBANGAN dunia digital dan teknologi informatika (TI) memang tak pernah habis untuk dibahas. Selalu mengasyikkan dan selalu ada yang baru. Termasuk perkembangan digital yang terkait dengan pelayanan publik.

Hal ini terungkap dalam Focused Group Discussion yang digelar Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Ponorogo di Cak Benu Resto, Kamis (12/12/2019). Sejumlah narasumber dari anggota Forkopimda dan peserta dari hampir seluruh pegiat internet hingga LSM tampat terlibat dalam interaksi saat membahas pelayanan publik yang mau tidak mau harus mulai beralih dari konvensional ke digital.

Kepala Diskominfo Ponorogo Najib Susilo menyatakan, FGD menjadi upaya untuk menumbuhkan pelayanan berbasis digital. Terutama untuk mendapatkan berbagai masukan yang berarti bagi Pemkab Ponorogo agar dapat menghadirkan pelayanan publik berbasis TI.

Para narasumber FGD sesaat sebelum diskusi dilaksanakan.

“Kita mencoba mendapatkan masukan, informasi sampai kritik terhadap hal-hal yang berkaitan denga TI. Baik yang sudah kita laksanakan maupun yang mungkin nantinya kita rencanakan hadir,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Ponorogo AKBP Arief Fitrianto memaparkan macam-macam pelayanan kepolisian yang sudah berbasis TI. Untuk Ponorogo sudah memiliki aplikasi siaga ponorogo. Di dalamnya sudah ada fitur panic button yang bisa menjadi cara darurat ketika warga menemui kondisi gawat kriminal atau keamanan.

Sedangkan Ketua DPRD Ponorogo Sunarto mengingatkan agar masyarakat senantiasa bijak dalam berinternet. Menurutnya sudah bukan waktunya lagi melancarkan kritik yang destruktif, apalagi melalui media sosial. “Sebab hal demikian justri bisa lebih condong ke fitnah. Termasuk dalam mengkritik pemerintah,” ulasnya.

Para pesrta FGD antusias mengikuti diskusi bersama para anggoat Forkopimda Ponorogo yang menjadi narasumber.

Staf Ahli Bupati Bambang Suhendro menambahkan, saat ini sudah waktunya kaum muda yang lebih melek TI, melek internet dan bisa selalu mengikuti perubahan teknologi bisa mengambil sikap yang tepat dalam menghadapi masa depan. Anak-anak muda harus bisa menemukan peluang agar window demografi yang mungkin memuncak di tahun 2045 bisa menjadi bonus demografi dan bukan menjadi bencana demografi.

“Window demografi itu kondisi di mana jumlah penduduk produktif jauh di atas yang belum produktif dan sudah tidak produktif. Artinya, kalau kita bisa memanfaatkan dengan baik, maka bakal menjadi bonus demografi,” tuturnya.

Dari forum, sejumlah peserta sempat menyampaikan usul dan pertanyaan. Mulai dari pentingnya pelayanan publik yang bisa dilakukan secara digital hingga upaya membuat warga yang berada di pelosok bisa menikmati layanan berbasis digital. Upaya agar seluruh kalangan masyarakat melek internet harus terus dilakukan dan sebaiknya menjangkau semua kalangan di seluruh sudut Ponorogo.

Pada acara tersebut juga dilakukan penyerahan hadiah dan penghargaan kepada para pemenang Lomba Video Kreatif bertema Ponorogo Berbenah Menuju Ponorogo Lebih Maju Berbudaya dan Religius. Dari 10 nominee, juara pertama diraih MAN 1 Ponorogo, juara kedua diraih SMA N 2 Ponorogo dan juara ketiga SMK Negeri 1 Ponorogo, juara harapan 1 diraih SMA Muhammadiyah 1 Ponorogo, juara harapan 2 diraih MAN 1 Balong dan juara favorit dicapai MAN 2 Ponorogo. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*