WAGUB Jawa Timur Emil Elistianto Dardak memastikan pembangunan kembali Pasar Legi Ponorogo akan dilaksanakan pada 2020 mendatang. Ia meyakinkan pedagang tidak perlu resah sebab proses lelang pembangunan sudah hampir mencapai tahap akhir.
Hal ini dilontarkan Wagub Emil saat berada di Pasar Legi Sementara, Minggu (22/12/2019). Wagub Emil yang datang bersama dengan istrinya, Arumi Bachsin, menyatakan, tahapan proses lelang pembangunan kembali Pasar Legi Ponorogo telah sampai pada tahap penawaran harga.
“Setelah kami cek ke Kementerian PUPR soal perkembangan pelelangan, alhamdulillah sudah pembukaan sampul kedua (berisi daftar harga), sudah selesai,” ungkap Wagub Emil.
Dinyatakannya, ia sengaja mampir ke Pasar Legi Relokasi pada perjalanannya dari Madiun menuju Trenggalek. Hal ini semata untuk menyampaikan kepada para pedagang bahwa pemerintah serius dalam proses pembangunan pasar yang terbakar jelang Idul Fitri 2017 tersebut.
“Saya ingin semua juga tidak resah. Juga bahwa ini serius, pasarnya memang akan dibangun,” tegas Emil.
Dengan melihat perkembangan yang terjadi, ia berharap Januari 2020 mendatang sudah bisa dilakukan tanda tangan kontrak pekerjaan pembangunan gedung pasar dan akan segera dilanjut dengan pembangunannya. Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Addin Andanawarih sudah memberi laporan bahwa lahan sudah siap. Pematangan sudah dilakukan dengan baik. Juga tidak diperlukan pengurukan yang memakan banyak waktu.
“Ya semoga tidak ada keterlambatan. Akan dilakukan satu kali anggaran. Mungkin sekitar satu tahun lebih sedikit,” tutur Wagub Emil.
Kunjungan mendadak tanpa pengawalan ini juga dalam rangka mengecek kestabilitan harga-harga barang kebutuhan pokok jelang perayaan Natal dan tahun baru di Jawa Timur. Hasilnya, untuk wilayah Jawa Timur termasuk Ponorogo harga kebutuhan pokok relatif stabil, tidak ada lonjakan.
Meski demikian, Wagup Emil mengatakan, para pedagang dan masyarakat perlu mewaspadai fluktuasi harga daging sapi. Saat ini harga tertinggi sekitar Rp110 ribu per kilogram, sedangkan terendah di Gresik hanya Rp95 ribu per kilogram. (kominfo/dist)