Pecut Samandiman Tandai Deklarasi Surodikraman Sebagai Kampung Proklim

GEBYAG reyog serentak se-Ponorogo di Kelurahan Surodikraman, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo pada Selasa (11/2/2020) terasa istimewa. Sebab, pada hari itu masyarakat sekitar bukan hanya mendapat sajian reyogan tapi juga dilaksanakan deklarasi Surodikraman untuk melaksanakan Program Kampung Iklim atau Proklim.

Sebanyak 33 pecut yang dipegang oleh Kepala Kelurahan Surodikraman Ahwayuning Hirowati, Camat Ponorogo Siswanto, sejumlah anggota forkopimka Ponorogo, para pengurus RW dan RT setempat, dan sejumlah penari cilik reyog dihentakkan ke arah reyog mini yang sedang tampil. Klimaks cerita dalam sendratari asli bumi Ponorogo ini memang berubah. Kalau cerita normalnya, pecut dihentak oleh Prabu Kelana Sewandana, kali ini dihentak oleh seluruh pemangku kepentingan di lingkungan tersebut.

Camat Ponorogo Siswanto menyerahkan paralon biopori kepada perwakilan warga menjelang pencanangan kegiatan Proklim di Kelurahan Surodikraman, Selasa (11/2/2020).

“Hentakan pecut ini menjadi penanda bahwa kegiatan Kelurahan Surodikraman dengan Proklimnya dimulai,” ungkap Ahwayuning Hirowati, usai kegiatan.

Proklim atau Program Kampung Iklim (ProKlim) adalah program berlingkup nasional yang dkembangkan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi gas rumah kaca.

Berbagai cara telah dipersiapkan dalam kegiatan ini. Mulai dari penyediaan bibit tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga, peralatan pembuatan biopori dan perangkat bioporinya, sampai pada pupuk kompos yang akan digunakan dalam kegiatan ini.

Flashmob Pecut Samandiman menandadi pencanangan kegiatan Proklim di Kelurahan Surodikraman yang berbarengan dengan gebyak reyog serentak, Selasa (11/2/2020).

Pada Proklim di Surodikraman ini, lokasinya adalah di seluruh RT di RW 5 kelurahan setempat. Seluruh warga teah mendapat sosialisasi terkait program ini. Mulai dari pengertian gerakan sampai hal-hal yang harus dilakukan. Ahwayuning mengaku, respon masyarakat sangat baik. Mereka mendukung dan telah sepakat akan melaksanakan proklim ini. Beberapa kali pertemuan telah digelar, termasuk dengan menghadirkan pembicara yang ahli di bidang pengelolaan sampah.

“Dengan Proklim ini kita semua berharap, warga dapat meningkatkan PHBS-nya (Pola Hidup Bersih dan Sehat). Dengan begitu,Surodikraman bisa ikut andil dalam menanggulangi perubahan iklim akibat ulah manusia atau kita sendiri ini,” ujarnya.

Sebelum flashmob pecut ini, para anggota forkopimka menyerahkan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam pelaksanakan Proklim kepada perwakilan warga. Mulai dari paralon untuk biopori, bibit tanaman, pupuk dan media tanam, serta alat pelubang biopori. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*