Rehab Rumah Dimulai, Bu Tutik : Alhamdulillah, Yang Mbales Gusti Allah

REHAB rumah milik Tutik, 53, warga di Dukuh Genuk, Desa Senepo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, mulai dilaksanakan, Selasa (18/2/2020). Warga sekitar dan perangkat desa serta pihak-pihak terkait langsung bergerak untuk merehab rumah yang dinilai tidak layak huni.

Sejumlah material seperti pasir, besi tulangan, semen,koral, dan papan begisting yang Selasa pagi kemarin tampak telah berada di sekitar rumah Tutik. Salah satu warga miskin ini memang mendapat perhatian khusus dari Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni sebab ternyata nama Tutik belum masuk dari calon penerima rehab RTLH Pemkab Ponorogo di tahun 2020 ini. Padahal kondisi rumah Tutik sudah memprihatinkan dan perlu segera dipugar agar menjadi layak huni.

Warga melakukan uitzet bangunan untuk membuat pondasi rumah Tutik yang direhab mulai Selasa (18/2/2020).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Ponorogo Sumarno di lokasi rehab rumah Tutik, Selasa (18/2/2020) mengatakan, Tutik adalah warga yang belum tersentuh program Rehab RTLH di kawasan Kecamatan Slahung. Hal ini bukan karena tidak didata, tapi saat ini ketentuan dalam program rehab RTLH menyatakan bahwa program hanya bisa diterapkan untuk desa atau kelurahan yang RTLH-nya berjumlah 20 atau lebih.

“Nah, di Desa Senepo, jumlah RTLH warganya kurang dari 20 sehingga Bu Tutik ini belum masuk dalam rencana rehab RTLH 2020. Tapi kita rehab dengan dana bantuan pribadi Bupati (Ipong). Hari ini, rehab itu sudah dimulai,” ungkapnya sambil menunjukkan pekerjaan pembongkaran dan pembuatan bekisting yang sudah dilaksanakan.

Warga lingkungan Genuk saat membuat begisting sloop rumah Tutik.

Dalam kegiatan ini, satu unit tim teknis dari Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) diterjunkan untuk mendampingi pekerjaan secara teknis. Sedangkan dari Bappeda Litbang terlibat dengan kemampuannya dalam perencanaan rehabilitasi dengan format seperti program rehab RTLH.

Tutik mengaku sangat senang dengan bantuan yang diberikan Bupati Ipong kepadanya. Ia tidak pernah menyangka Bupati Ipong akan terketuk hatinya oleh nasibnya yang kurang beruntung. Apalagi ia tinggal di kawasan perbukitan di Slahung yang cukup terpencil.

“Kula remen sangat. Alhamdulillah, Gusti Allah ingkang mbales sing mbiyantu kula (Saya sangat senang, Allah pasti akan memberikan pahala orang yang membantu saya),” tutur Tutik lirih.

Pengecoran pondasi/sloop mulai dilakukan, diperkirakan pekerjaan rehab bangunan ini selesai dalam waktu kurang dari sepekan.

Tutik merasa mendapat rezeki yang benar-benar tak pernah diduga. Apalagi, saat ini sebagai pencari kayu, pemanen kunyit, pencari rumput pakan ternak tetangga atau kerja serabutan lainnya, pendapatannya sangat minim. Hanya sekitar Rp10 ribu tiap hari.

“Sepindhah malih Alhamdulillah (Sekali lagi, Alhamdulillah),” ucap Tutik yang tubuhnya tampak bergetar tak percaya dengan rehab ruhamnya yang bennar-benar sudah dimulai.

Sejak pagi, belasan warga di lingkungan Dukuh Genuk telah tampak bergotong-royong merehab rumah Tutik. Ada yang membongkar dinding anyaman bambu, menggali pondasi, membuat begisting, melakukan pekerjaan pembesian, mengangkut material, sampai melakukan pengukuran dan uitzet bangunan. Rencananya, rehab rumah Tutik ini akan selesai dalam waktu kurang dari sepekan. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*