Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo bertindak langsung menangani longsor di Dukuh Tugunongko, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung yang terjadi pada Hari Rabu (4/3/2020). Penanganan ini untuk mengantisipasi longsoran susulan akibat curah hujan yang tinggi.
Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Imam Basori mengatakan longsoran ini bermula dari retakan tanah di Dukuh Tugunongko. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan retakan tanah tersebut melebar dan terjadi longsor. Meskipun longsoran tersebut tidak menimpa rumah maupun warga sekitar, tim BPBD secara intensif sudah melakukan mitigasi bencana sejak dua minggu sebelum longsoran terjadi.

“Ada peningkatan curah hujan yang sangat tinggi, kami lakukan pemantauan secara intensif, dan kami sudah siagakan personil cegah longsoran susulan,” ungkapnya, Sabtu (7/3/2020).
Tim BPBD saat ini mendirikan lima pos pantau di sekitar mahkota longsoran. Selain melakukan pemantauan pihaknya juga mengevakuasi lima kepala keluarga, karena rumahnya sangat mengkhawatirkan, apabila terjadi intensitas hujan yang tinggi dan berakibat longsor susulan.

“Kami dirikan lima pos pantau yang ada di mahkotanya. Kemudian juga ada pos pantau di bawah, karena bagaimanapun juga longsoran ini masih ada pergerakan pada waktu hujan, resikonya tinggi, karena diatas belum semuanya longsor, oleh karena itu kita evakuasi lima rumah yang terdiri dari lima kepala keluarga setelah kami petakan kalau ada longsor susulan bisa terdampak, dan sementara kami himbau untuk tidur sementara di rumah saudara terdekat,” jelasnya.
Selain daerah Slahung, BPBD Ponorogo juga lakukan pantauan di beberapa daerah yang berpotensi rawan longsor, seperti Kecamatan Badegan, Ngrayun, Sawoo, dan Pulung. Imam Basori juga berpesan kepada masyarakat yang bermukim di daerah rawan longsor untuk terus berkoordinasi dengan BPBD, dan selalu menginformasikan kejadian sekecil apapun, sehingga dapat terdeteksi sejak awal, untuk menentukan langkah mitigasi. (kominfo/fdl)