Belasan PDP Kontak Dekat Cluster Sukolilo Negatif Corona

BELASAN Pasien Dalam Pemantauan (PDP) corona yang merupakan kontak dekat pasien terkonfirmasi positif covid-19 dinyatakan telah negatif atau tidak terinfeksi virus corona. Mereka sudah tidak lagi menjadi PDP sejak beberapa hari lalu.

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Rabu (15/4/2020) mengatakan, di Ponorogo penemuan pasien positif corona berasal dari warga Ponorogo yang mengikuti pelatihan Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) pada 9-18 Maret lalu. Pada pelatihan tersebut, terdapat 419 peserta dari seluruh Jawa Timur. Hampir separuh peserta dinyatakan positif corona sehingga disebut sebagai cluster Sukolilo.

Diuraikannya, setelah temuan tiga pasien positif corona, tracing dari Dinkes Ponorogo menemukan 98 orang yang menjadi kontak dekat ketiga pasien positif. Hampir separuh dari kontak dekat ini adalah keluarga ketiga pasien positif. Sisanya adalah orang yang pernah kontak dengan keluarga tersebut.

Setelah ada uji cepat atau rapid test terhadap ke 98 orang tersebut, ada 18 orang yang dijadikan PDP dan diisolasi di RSUD Harjono, Ponorogo. Pada uji berikutnya diketahui tiga orang positif sehingga naik statusnya menjadi pasien positif sehingga jumlah pasien positif menjadi enam orang.

“Tiga orang yang pertama kali positif corona Ponorogo adalah dari cluster Sukolilo. Maka, kemudian dilakukan tracing kepada mereka. Hasilnya, ada tiga orang lagi yang kemudian positif. Dua adalah istri dari orang-orang yang sudah positif tiga orang itu, satu lagi anaknya,” terang Bupati Ipong.

Yang menggembirakan, kata Bupati Ipong, ada belasan PDP cluster Sukolilo dan diisolasi di RSUD Harjono yang dinyatakan negatif setelah ada rapid test lagi. “Yang 13 orang PDP dinyatakan sehat, non-reaktif (negatif) sudah. Sisanya ada dua orang PDP dari cluster Sukolilo yang sedang kita tunggu hasil uji swabnya. Lalu ada satu orang lagi PDP isolasi rumah sakit yang baru, tidak ada hubungannya dengan cluster Sukolilo,” ujar Bupati Ipong.

Satu orang PDP baru ini adalah seorang lanjut usia yang tidak pernah ke mana-mana dan tidak pernah kontak dengan siapa-siapa. Dia adalah pasien pindahan dari sebuah RS swasta di Ponorogo.

“Kalau saya yakin orang ini tidak terinfeksi corona. Tapi dia harus jadi PDP karena Permenkes yang mengharuskan orang dengan gejala mirip covid-19, apalagi dari zona merah, maka dia harus jadi PDP. Itu juga azas kehati-hatian dari petugas kesehatan kita,” kata Bupati Ipong.

Dikatakan Bupati Ipong, yang sebenarnya mengkhawatirkan adalah masuknya pemudik asal Ponorogo yang berasal dari zona merah. Di antaranya dari kawasan Jabodetabek. Akan tetapi, semua pihak termasuk para camat dan kades serta lurah sudah mengeluarkan imbauan untuk tidak mudik. Dari 12 ribuan orang yang tercatat sebagai Orang Dalam Resiko atau ODR, kata Bupati Ipong, 90 persennya adalah pelajar, santri dan mahasiswa dari Ponorogo yang belajar di luar kota.

“Kalau mereka ya hampir tidak bisa diminta tidak mudik karena memang rumahnya di Ponorogo,” ulasnya.

Dari orang-orang yang tergolong ODR, OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan PDP yang jumlahnya 12.700-an orang, sudah lebih dari 3.800 orang yang selesai dari pemantauan atau karantina 14 hari. “Mereka sudah bisa dinyatakan sehat dan bisa beraktifitas normal kembali,” pungkas Bupati Ipong. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*