Ponorogo Hapus 200-an Penerima BST Corona

LEBIH dari 200 nama penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) untuk warga yang terkena dampak sosial ekonomi akibat penyebaran covid-19 akan dihapus Pemkab Ponorogo. Nama-nama tersebut adalah warga yang dinilai mampu secara ekonomi dan tidak seharusnya mendapatkan BST corona.

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A) Kabupaten Ponorogo Supriadi, Kamis (4/6/2020) mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih terus melakukan rekapitulasi atau perhitungan data untuk nama-nama yang diusulkan untuk dicoret namanya sebagai penerima BST corona. Hal ini didasarkan pada formulir penghapusan data yang sudah diedarkan sejak 14 Mei 2020 lalu.

“Batas akhir pengumpulan data nama yang harus dihapus adalah hari ini. Sejauh ini, dari seluruh desa dan kelurahan nama penerima BST corona dari Kemensos RI ini sudah mencapai 200 orang. Mungkin di akhir rekap nanti lebih dari itu,” jelas Supriadi.

Penyerahan BST corona secara simbolis oleh Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni kepada salah satu warga Kelurahan Banyudono beberapa waktu lalu.

Penghapusan nama penerima BST corona ini adalah salah satu evaluasi atas pelaksanaan kegiatan yang merupakan jaring pengaman sosial ini. Nama-nama sebagian besar memang sudah tidak tergolong warga berpenghasilan rendah dan terdampak oleh situasi karena adanya pandemi covid-19. Mereka yang dihapus namanya di antaranya adalah orang-orang yang sudah mampu secara ekonomi, sudah meninggal, PNS, anggota TNI atau Polri.

“Mengapa nama mereka masuk? Hal ini, sejauh yang kita tahu adalah karena salah input (memasukkan) NIK (Nomor Induk Kependudukan). Sebab saat kita cek dari pengusulan di tingkat desa/kelurahan, nama mereka tidak ada. Tapi saat data pemerintah pusat muncul, nama mereka ada,” ujarnya.

Kepala Dinsos P3A Kabupaten Ponorogo Supriadi

Kemungkinan terbesar terjadi salah ketik satu atau dua angka pada NIK pada nama-nama yang diusulkan sehingga yang muncul adalah nama warga lain. Kesalahan ini menurutnya manusiawi karena data yang diurusi oleh pemerintah pusat mencapai 9 juta nama.

Ada pula warga yang masuk dalam usulan tapi tidak bersedia menerima BST yang menjadi jatahnya. Dengan kesadaran sendiri mereka mengembalikan BST ke pemerintah. Hal ini karena mereka merasa sudah cukup mampu secara ekonomi.

Di Ponorogo, jumlah penerima BST corona mencapai 16.302 orang atau keluarga. Sampai awal Juni, penyaluran tahap pertama tinggal 500 orang saja. “Mereka yang namanya dihapus akan dialihkan kepada warga lain yang membutuhkan. Kita berharap pada penyalurah tahap kedua (untuk jatah bulan Mei) datanya sudah betul-betul betul lah datanya,” pungkas Supriadi. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*