RATUSAN petani di Ponorogo mendapatkan bantuan program pengendalian hama terkait kondisi ekonomi akibat adanya pendemi covid-19 kali ini. Belasan titik yang dicurigai menjadi sumber hama diberikan tindakan untuk memberantas organisme pengganggu tanaman (OPT) yang muncul di lahan pertanian para pertani tersebut.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Ponorogo Warni, Rabu (24/6/2020) di persawahan Desa Sukosari mengatakan, selama Juni ini pemerintah memberikan bantuan kepada para petani yang terdampak kondisi covid-19 dengan sebuah kegiatan pengendalian hama.
“Pemerintah melalui Dinas Pertanian, dengan APBN, memberikan program bernama Gerakan Pengendalian OPT Padat Karya. Petani dibantu obat-obatan dan biaya transportasi untuk melaksanakan kegiatan ini. Tujuannya meringankan petani terdampak covid-19 dalam pengendalian hama,” terang Warni di sela penyemprotan massal hama xanthomonas oryzae atau jamur daun.

Selain menjadi bantuan, program pengendalian hama ini juga menjadi cara Dinas Pertanian untuk mengendalikan hama yang muncul bersamaan dengan penyebaran virus corona kali ini. Hal ini agar produksi tanaman pangan para petanii sasaran tidak menurun dan menjadi beban tersendiri di tengah kondisi ekonomi yang melemah di tengah pandemi.
Petani juga bisa meniru cara pengendalian hama yang dilatihkan dan langsung diterapkan oleh para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo yang terlibat dalam program ini. Terutama dengan enam tepat penggunaan pestisida, yaitu tepat sasaran, cara, jenis, waktu, dosis dan mutu.
“Dengan program ini, petani juga semakin dibuka wawasannya dalam bertani secara teknologi maupun perawatannya,” ungkapnya.
Program ini menyasar 19 titik persawahan dan ladang di hampir seluruh kecamatan di Ponorogo. Pengendalian hama meliputi penyemprotan pestisida patogen xanthomonas, pemberantasan phyricularia atau potong leher dan penyemprotan hama ular grayak pada tanaman jagung. Untuk pemberantasan ular grayak ini dilaksanakan di Kecamatan Sawoo.

Kepala Desa Sukosari Slamet Daroini mengaku program ini sangat membantu warganya dalam memelihara tanaman padinya. Sebab program ini tidak hanya sekadar mengajak warganya untuk memberantas hama tapi juga melakukan pengamatan dan penelitian tanaman secara seksama.
“Dengan pengamatan yang baik, maka bisa dilakukan pencegahan dan pengendalian dengan lebih baik. Kalau perlu mereka bisa menyingkap tanamannya dan mengamati tanaman dari akar sampai ujung daun. Tanamannya juga jangan hanya yang di pinggiran, dilihat lewat pematang, tapi juga harus turun ke kedokan¬ (bagian tengah sawah),” ujarnya.
Daroini juga mengingatkan warganya agar benar-benar memperhatikan tanamannya. Ini agar rendemen dari panenan mereka bisa mencapai angka yang tinggi. Perawatan yang baik diharapkan tidak hanya memperlihatkan tanaman yang hijau segar tapi juga menghasilkan padi berisi yang padat dan saat digiling bisa menjadi beras dalam jumlah yang menggembirakan. (kominfo/dist)