Rumah Dibedah, Misdi Gembira

PELUH di kening dan wajahnya jelas terlihat. Mengalir deras ke tubuh Misdi, pria usia 47 tahun, warga Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Ponorogo. Namun, pria dua orang anak itu terus bekerja mengayak pasir dan mengangkut batu untuk bakal rumahnya yang baru. Senyumnya pun terus mengembang.

Rumah Misdi, warga tuna grahita di desa yang sempat dapat cap buruk sebagai kampung idiot ini memang sedang direhabilitasi. Rumah dari kayu dan papan yang selama ini menyatu dengan rumah kakak perempuannya, Mesinem, mulai Minggu (20/9/2020) pagi akan digantikan dengan rumah permanen. Sebuah rumah dari sekitar 1.300 rumah dalam program dari pemerintah bernama Rehab RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) tahun anggaran 2020 yang dilaksanakan di Kabupaten Ponorogo.

Misdi dan tetangganya saat mulai membuat lobang untuk pondasi rumah baru Misdi, Minggu (20/9/2020).

Minggu pagi, Misdi dan sejumlah warga sekitar secara swadaya memulai pembangunan rumah barunya. Mereka mulai ‘ndhudhuk ris’ atau mulai membuat lubang untuk pondasi. Misdi dengan keterbatasannya mendapat tugas mengangkut batu dan menyaring pasir juga mencongkeli paku yang menempel di kayu atap rumahnya. Hanya kekuatan otot yang bisa diberikan Misdi untuk rumahnya. Soal pengukuran, pembuatan campuran semen dan pasir, sampai pekerjaan besi dan kayu dilakukan oleh tukang yang ahli di bidangnya.

“Alhamdulillah, warga kami yang memiliki keterbatasan ini bisa memperoleh bantuan rumah. Ini tentuk akan membantu keluarga Misdi ini untuk bisa hidup lebih layak, nyaman dan sehat,” ungkap Samuji, tetangga yang juga pendamping warga tuna grahita di Desa Karangpatihan.

Misdi saat mencongkel paku di kayu atap rumahnya.

Menurut Samuji, sejumlah tetangganya yang menderita kecacatan memang sulit untuk meningkatkan derajat perekonomian keluarganya. Karenanya, mereka masuk dalam kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sehingga layak mendapatkan bantuan rehab rumah tersebut.

Misdi hanyalah satu dari sekian banyak MBR di Ponorogo yang layak mendapatkan bantuan rumah ini. Pada program BSPS ini, setiap MBR mendapatkan alokasi dana sebesar Rp17,5 juta. Dana ini untuk material dan ongkos tukang.

Bersama warga Misdi membongkar rumahnya.

“Tapi untuk rumah Misdi ini sepertinya dana tersebut kurang karena Misdi ini hampir tidak punya penghasilan. Jadi, ada warga yang menyumbang beberapa material. Misalnya, kayu atau bambu. Ada juga yang menyumbang makan kecil dan kopi. Ada yang membantu proses membongkar rumah dan sebagainya,” ungkap Samuji.

Pembangunan rumah baru Misdi dipastikan segera selesai sebab materialnya sudah siap.

Soal kegembiraan, Misdi memang tak bisa banyak mengungkapkan. Jangankan memilih kata, berucap saja ia mengalami kesulitan. Hanya saja binar matanya memperlihatkan kalau ia memiliki sebuah harap. Tentang sebuah rumah yang nyaman dan sehat meski mungil dan tanpa kemewahan. (kominfo/dist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*