PROGRAM rehabilitas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di Kabupaten Ponorogo terus berjalan. Sejak dimulai Juni lalu, saat ini sudah 50 persen target pelaksanaan RTLH tercapai. Dipastikan, pada November program ini ditargetkan telah selesai seluruhnya.
Kabid Perumahan dan Tata Bangunan, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kabupaten Ponorogo, Dwi Puspitorini, Jumat (20/9/2020) mengatakan, untuk tahap 1 untuk pencairan material dan upah 50 persen dari anggaran.
“Kita di Ponorogo ini ada dua program rehab rumah. Ada rehab RTLH dari Pemkab dan ada BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) dari pemerintah pusat. Masing-masing memberikan bantuan sebesar Rp15 juta dan Rp17,5 juta per rumah. Itu dana stimulus, masih perlu swadaya dari warga,” ungkap Dwi. Totalnya, ada 475 unit rumah pada program rehab RTLH dan 1.320 unit pada program BSPS.

Kasi Perumahan DPUPKP Kabupaten Ponorogo M Venley Ardion menambahkan, untuk program RTLH 475 jumlahnya memang menurun dari rencana semula yang mencapai 504 unit. Hal ini terjadi karena berbagai fakor. Mulai dari calon penerima bantuan meninggal, penerima membatalkan keikutsertaan karena ragu-ragu dengan kemampuan untuk swadaya, status lahan bermasalah dan sudah berubah jadi layak.
“Ada yang rumahnya ternyata sudah berubah menjadi layak padahal saat diusulkan dimasuk kategori RTLH. Dibangun oleh keluarga yang lain atau bagaimana sebelum program kita dimulai,” terang Venley.

Secara rinci dijelaskannya, untuk program rehab RTLH, yang saat ini sudah selesai 100 persen mencapai 120 unit atau 26 persen dari seluruh unit. Yang sedang dibangun atau 50 persen mencapai 52 persen. Dan yang masih 0 persen atau belum terbangun tapi material sudah dropping mencapai 22 persen dari seluruh unit.
Sedangkan untuk program BSPS, ada 350 unit yang sudah berdiri tegak atau selesai 26 persen dari total unit. Ada 45 persen bagian yang sedang dalam proses pembangunan. Sisanya, sekitar 24 persen belum terbangun sama sekali tapi material juga sudah tiba ke lokasi.

“Ini evaluasi sampai akhir pekan lalu. Untuk yang beum terbangun itu rata-rata karena masyarakat menunggu bulan Suro atau Muharram selesai. Mereka masih ngugemi (memegang) nilai adat dan budaya saat akan membangun rumahnya. Mereka memilih hari baik untuk memulai aktifitas pembangunan. Maka sempat tertunda agak lama,” urai Venley.
Meski begitu, Venley yakin program ini akan selesai sesuai target. Untuk rehab RTLH dipastikan selesai pada akir Oktober. Program BSPS diyakini akan tuntas pada pertengahan hingga akhir November. (kominfo/dist)