HARGA komoditas sayuran yang diproduksi di Kecamatan Pudak terus mengalami kenaikan menuju harga normal. Permintaan pasar yang mengalami peningkatan dan program BPNT ditengarai menjadi penyebabnya.
Kepala Desa Krisik, Kecamatan Pudak, Erwan Santoso, Selasa (6/10/2020) mengatakan, saat ini harga sayur kubis sudah meningkat dari sekitar Rp1.000 per kilogram menjadi Rp2.200 per kilogram. Untuk wortel sudah naik dari sekitar Rp800 per kilogram menjadi Rp2.000 per kilogram.

Untuk daun bawang atau bawang pre naik dari Rp6.000 per kilogram menjadi Rp7.500 per kilogram. Dan, harga sawi sudah naik dari Rp1.000 menjadi Rp2.000 per kilogramnya. Harga ini adalah harga dari petani kepada pedagang sayur. Harga di tingkat konsumen tentu lebih dari harga tersebut.
“Sudah lumayan normal harganya. Padahal, sebelumnya, di awal September, harga sayur di sini turun drastis. Hampir tidak ada harganya. Petani terancam rugi,” jelas Erwan.

Erwan menyatakan, penyebab pertama dari kenaikan ini adalah pembelian oleh agen BPNT atau Bantuan Pangan Non Tunai. Para agen ini mampu menyerap produk sayur dengan jumlah yang cukup banyak dengan harga normal.
Berikutnya, suplai di pasaran dari daerah juga menurun sehingga harga sayuran dari Pudak bisa meningkat. Kiriman sayur dari daerah lain mulai berkurang memasuki akhir September lalu. Hal ini jauh berbeda dengan suplai dari luar Pudak yang cukup membanjiri pasar pada Juli dan Agustus lalu.
“Saat ini suplai dari daerah lain ke daerah yang biasa kita suplai sudah mulai turun. Otomatis harga dari kita bisa naik lagi. Selain itu, suplai dari kita (ke pasar) juga turun karena kita menyuplai BPNT. Dengan begitu, harga sayuran bisa terdorong naik,” ungkap Erwan.
Sayuran dari Pudak menjadi pasokan untuk sejumlah daerah di sekitarnya. Mulai dari Magetan, Trenggalek, Pacitan, Ngawi dan Madiun. (kominfo/dist)