DEBAT Publik Tahap Pertama pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo 2020 diharapkan menjadi bahan pertimbangan para pemilih. Pemaparan visi, misi, program dan tanggapan pasangan calon atas berbagai pertanyaan bisa menjadikan warga memilih pemimpin Ponorogo dengan baik.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ponorog Munajat usai Debat Publik Tahap Pertama Pilbup Ponorogo yang digelar di Gedung Sasana Praja, Minggu (1/11/2020) malam. Menurut Munajat, meski sempat ada sedikit kendala tata suara, namun secara umum debat berjalan lancar. Kedua paslon bisa menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan dan tim panelis dengan baik.

“Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar, tertib, aman dan sukses dan sehat sesuai protocol kesehatan karena pelaksanaannya di tengah pandemi. Mudah-mudahan masyarakat bisa menentukan pilihannya nanti dengan cerdas dan tidak ragu-ragu untuk datang ke TPS dan menyalurkan hak pilihnya,” ungkap Munajat sambil mengatakan pad debat pertama ini temanya adalah ‘Mensejahterakan dan Memajukan Daerah’.
Pada debat terbuka tersebut, kedua paslon hadir lengkap. Pasangan 01 Sugiri Sancoko-Lisdya Rita hadir bersama empat anggota tim pemenangannya. Begitu pula pasangan 02 Ipong Muchlissoni-Bambang Tri Wahono bersama empat anggota tim pemenangannya. Tidak ada hadirin atau massa pendukung yang masuk ke dalam gedung. Ini karena diberlakukan pembatasan peserta terkait disiplin pelaksanaan protokol kesehatan covid-19.

Dari informasi yang dihimpun, para pendukung dari kedua paslon ada yang menggelar nobar atau nonton bareng debat publik dengan layar lebar melalui siaran televisi ataupun live streaming di internet. Di luar gedung juga tidak tampak para pendukung paslon. Kemungkinan hal ini karena hujan yang mengguyur sekitar lokasi sejak petang hari.
Ketua Bawaslu Kabupaten Ponorogo Moch Syaifullah menyatakan, pada debat terbuka pertama tersebut sudah berjalan dengan baik. Keduanya sudah bisa menyampaikan gagasan dengan baik. Harapannya, pada debat berikutnya bisa dilakukan lebih baik lagi.
“Adu gasasan bisa dilakukan secara lebih seru dengan penyampaian data dan fakta secara lebih baik. Dengan begitu masyarakat bisa menilai masing-masing paslon. Untuk waktu penyampaian visi, misi, dan program juga terlalu singkat. Cuma 2 menit. Kalau bisa diperpanjang, ya maksimal 5 menit lah. Biar lebih jelas dan bisa jadi bahan pertimbangan para pemilih,” kata Syaifulloh.
Meski tidak menghadirkan pendukung di dalan gedung, pihak keamanan tetap bersiaga dengan pasukannya. Sebanyak 190 personel polisi Polres Ponorogo dengan pengamanan terbuka dan tertutup dikerahkan, ditambah 30 personel TNI dari Kodim 0802/Ponorogo dan sekitar dua regu personel Satpol PP. (kominfo/dist)