MASYARAKAT Ponorogo membuktikan dirinya memiliki kepedulian dan komitmen untuk mendukung daerahnya sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA). Hal ini terlihat dari gelaran penghargaan LKSA Ramah Anak yang digelar sejak September lalu.
Asisten Bupati Ponorogo Bidang Kesra, Sumani, mewakili Plt Bupati Ponorogo, usai menyerahkan hadiah lomba, Rabu (11/11/2020) di Pendopo Agung Ponorogo, mengatakan, kegiatan lomba antar Lembaga Kesejaheraan Sosial Anak (LKSA) ini digelar oleh forum LKSA secara mandiri dan independen, termasuk dalam hal biaya penyelenggaraan. Tujuannya untuk meningkatkan poin tersendiri bagi Kabupaten Ponorogo dalam penilaian sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).

“Kegiatan ini menjadi poin tambahan dalam meraih status KLA. Yaitu bahwa Ponorogo, Pemkab dan warganya, sangat memperhatikan anak-anak dalam tumbuh kembangnya. Termasuk di dalamnya anak-anak yang tinggal di LKSA,” ungkap Sumani.
Dengan LKSA Ramah Anak ini, diyakini sudah tidak ada lagi kekerasan dan adanya jaminan perlindungan terhadap anak-anak yang tinggal di LKSA. Dengan demikian mereka bisa beranjak dewasa dalam kondisi yang kondusif dan menjadi anak-anak yang masa depannya cerah.

Ketua Forum LKSA Kabupaten Ponorogo Syarifan Nurjan menambahkan, lomba ini adalah telah mendapatkan apresiasi dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim. Lomba ini menjadi nilai plus dan sangat mendukung keberhasilan mendapatkan status Kabupaten Layak Anak.
“Kita lihat apa yang kurang dari penilaian KLA, maka itu yang kita dukung,” kata Syarifan.
Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Ponorogo Supriadi menambahkan, secara faktual Ponorogo sudah menjadi kawasan yang layak anak. Hanya saja saat penilaian, sejumlah syarat administratif belum terinput dengan baik ke dalam sistem.

“Saat Kepala DP3AK Jawa Timur (Andriyanto) hadir di Ponorogo dan melihat kondisi di lapangan, beliau menyatakan sangat tidak setuju kalau Ponorogo dianggap tidak layak anak. Menurut beliau, Ponorogo secara riil sudah layak anak. Sudah mampu melindungi anak dalam tumbuh kembangnya. Hanya saja secara administrasi dalam lomba tidak terpenuhi ya status itu belum didapat saat ini. Beliau yakin, pada 2021 nanti Ponorogo akan mampu menjadi KLA, bahkan dengan kelas madya tanpa harus ke pratama dulu,” urainya. (kominfo/dist)