PELAKSANA Tugas (Plt) Bupati Ponorogo Soedjarno mengajak masyarakat Kembali menggemari aktifitas membaca dan menyukai untuk dating ke perpustakaan. Sebab, dari perpustakaan ada banyak manfaat yang bisa dipetik. Baik secara sosial maupun ekonomi.
Hal ini diutarakan Plt Bupati Soedjarno usai membuka Stakeholder Meeting dengan tema Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang digelar Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo, Rabu (18/11/2020) di Ruang Bantarangin Gedung Graha Krida Praja Pemkab Ponorogo.
“Dari perpustakaan ini banyak sekali manfaatnya, banyak sekali ilmunya. Pasti ada keuntungan baik dari sisi ekonomi maupun aspek sosial yang lain,” ungkap Plt Bupati Soedjarno.

Apalagi, saat ini perpustakaan-perpustakaan di desa-desa telah bermunculan dan bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Di perpustakaan berbasis inklusi masyarakat bisa melaksanakan pelatihan keterampilan. Mulai dari bercocok tanam, memasak, membuat barang kerajinan, las listrik dan sebagainya.
“Karena itu, di tengah kemajuan teknologi digital, minat untuk membaca dan datang ke perpustakaan harus terus ditingkatkan. Perpustakaannya sendiri juga harus berubah, bertransformasi, menuju era digital,” ungkap Plt Bupati Soedjarno.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Ponorogo Dewi Wuri Handayani menambahkan, kegiatan stakeholder meeting ini dimaksudkan untuk membangun hubungan dengan para stakeholder perpustakaan di Ponorogo serta membangun sinergi yang berkelanjutan untuk mendukung pengembangan perpustakaan di Ponorogo.

Perpustakaan berbasis inklusi yang terus dikembangkan pemerintah, termasuk di Ponorogo, adalah upaya menjadikan perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat.
“Selama 2019 sampai 2020 ini, kita telah melaksanakan 20 kali pelatihan untuk pengembangan keterampilan masyarakat,” ungkap Dewi.
Dalam pertemuan tersebut, dihadirkan pula sejumlah peserta pelatihan yang telah mampu mengubah kondisi ekonomi keluarga dari hasil pelatihan bersama Perpusda Ponorogo. Salah satunya adalah Endang Dewi Supraptina yang semula mengandalkan berjualan produknya secara konvensional namun kini telah mampu berjualan secara online. Bahkan omzetnya sudah cukup besar. (kominfo/dist)