DESA Ngendut dan Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, menjadi dua desa terakhir yang melakukan serah terima hasil program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat atau Pamsimas tahun 2020. Kegiatan ini dilaksanakan Selasa (26/1/2021) di masing-masing desa.
Serah terima ditandai dengan penyerahan berkas pertanggungjawaban dari kelompok keswadayaan masyarakat di kedua desa kepada pejabat pembuat komitmen dari Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Provinsi Jawa Timur. Kegiatan dilanjutkan dengan uji fungsi sarana di sumur dalam, tangki tandon air dan pada sambungan rumah-sambungan rumah (SR) yang ada. Hal ini untuk memastikan sarana yang dibangun bekerja dengan baik.

Fungsional Teknik Penyehatan Lingkungan DPUPKP Kabupaten Ponorogo Yeti Sri Handayani mengatakan, selama 2020 program Pamsimas sudah dilaksanakan di 18 desa dengan 18 titik sumur dalam dan sumber air. Program berjalan sejak Agustus dan telah berakhir pada Desember lalu. Untuk 16 desa lain sudah diserahkan pada November dan Desember tahun lalu.
“Urusan penyediaan air minum merupakan hal yang harus dipenuhi, ini sesuai amanat undang-undang. Untuk itu, pemerintah bersama masyarakat membuat sarana pemenuhan berupa Pamsimas ini. Dan dengan adanya Pamsimas, jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih bisa terkurangi. Warga yang semula harus mengambil air di sumber yang jauh, sekarang tidak lagi,”ungkap Yeti.Serah terima Pamsimas dengan ditandai penyerahan dokumen pertanggungjawaban program dari lembaga keswadayaan Desa Ngendut kepada PPK BPPW Provinsi Jatim, Selasa (26/1/2021).

Koordinator Kabupaten Penyelenggara Program Pamsimas Andrik Sugiarto menambahkan, dana untuk program ini berasal dari beberapa sumber. Yaitu APBN, APBD, APBDes, dan kontribusi masyarakat. Besar anggaran tiap proyek Pamsimas rata-rata Rp350 juta. Hanya sekitar Rp245 juta yang berasal dari APBD atau APBN, sisanya dari desa dan masyarakat.
“Program ini memang dirancang dengan keterlibatan masyarakat. Dengan demikian, warga akan merasa memiliki sehingga benar-benar dipelihara dan membawa manfaat bagi masyaralat desa yang bersangkutan,” kata Andrik.

Kepala Desa Karrangpatihan Eko Mulyadi mengaku pihaknya sangat terbantu dengan hadirnya program ini. Sebab, setidaknya ada dua RT yang semula tidak terjangkau air bersih dan mengandalkan dropping air bersih dari BPBD sekarang sudah bisa menikmati air melalui jaringan kran yang dibangun oleh mereka sendiri dalam melalui program ini.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih. Dengan program ini, warga di Dukuh Ketanggung yang selama ini kesulitan air bersih untuk minum dan sebagainya, sekarang mulai teratasi kesulitannya. Paling tidak 60 persen warga desa kami yang kesulitan air bersih sudah dapat solusi. Tinggal 40 persen lagi, atau dua titik (Pamsimas) lagi, maka kami akan tidak kesulitan lagi mendapat air bersih,” ungkap Eko. (kominfo/dist)