PEMKAB Ponorogo terus berupaya menjadi kawasan yang inklusif dan ramah difabel. Yaitu terbuka untuk semua kalangan, termasuk kepada anak-anak berkebutuhan khusus dan kaum difabel. Rumusannya akan segera dirintis bersama pihak-pihak terkait.
Hal ini diutarakan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko saat membuka acara Khitan Anak Ceria yang diselenggarakan Yayasan Ananda Mutiara Indonesia (Y-AMI) Cabang Ponorogo, Sabtu (27/03/2021). Menurut birokrat yang akrab disapa Kang Giri, saat ini Pemkab Ponorogo mulai merumuskan berbagai hal terkait pemenuhan hak dasar dan pelayanan kepada kaum difabel.

“Kota/kawasan ramah difabel itu adalah kawasan yang memiliki berbagai fasilitas untuk para difabel. Mulai dari fasilitas di jalan-jalan, gedung-gedung dan lokasi-lokasi fasilitas umum lainnya. Memang harus pelan-pelan kita rumuskan walaupun mungkin tidak bisa serentak dengan program lainnya. Ini agar ada kesetaraan antara mereka yang difabel dan yang normal terjadi,” ungkap Kang Giri.
Kang Giri memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang bersedia bersinergi dengan pemerintah untuk mewujudkan Kabupaten sebagai kawasan inklusif ini. Seperti yang dilaksanakan Y-AMI Ponorogo yang telah memberikan perhatian kepada anak-anak berkebutuhan khusus dan keluarganya untuk bisa bertumbuh kembang dengan baik.

“Kegiatan yang merupakan bentuk perhatian terhadap anak-anak difabel dan keluarganya ini sangat bagus. Harapannya, kegiatan semacam ini terus berkembang pada kesempatan dan diselenggarakan pihak-pihak lain. Tentunya pemerintah akan selalu hadir untuk itu,” ujar Kang Giri.
Ketua Y-AMI Ponorogo Ririn Wardiani mengatakan, untuk menuju Ponorogo yang inklusif maka semua pihak harus terlibat, memberikan perhatian dan bersinergi. Sebab persoalan kaum difabel bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh pihak. Juga harus ada regulasi yang mendukung sebagai dasar hukum.

“Semua pihak harus sinergi. Sebab semuanya terkait sehingga harus bekerja sama untuk mewujudkannya,” kata Ririn.
Kegiatan Khitan Anak Ceria memang menyasar anak-anak berkebutuhan khusus atau sering pula disebut anak-anak difabel. Momen khitan bagi anak laki menjadi penting bagi tumbuh kembang dan pendidikan anak-anak tersebut sehingga berpengaruh pada masa depannya.
“Hal ini sering luput dari perhatian para orang tua. Maka, kami menggelar kegiatan ini dengan harapan ada hubungan yang positif, harmonis, pada momen penting ini. Tahun ini kami rencanakan melakukan khitan kepada 100 anak berkebutuhan khusus. Pada hari ini ada 43 yang bisa mengikuti kegiatan ini,” pungkas Ririn. (kominfo/dist)