PENGUATAN warga tuna grahita dengan berbagai bantuan dari berbagai pihak akan menjadi bermakna bila warga sekitar turut memberikan pendampingan. Bahkan, para kaum difabel tersebut akan mampu menghasilkan produk yang punya daya saing pasar.
Hal ini diutarakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada saat menemui para warga tuna grahita di Desa Karang Patihan, Kecamatan Balong, di sela kunjungan kerjanya di Ponorogo, Selasa (6/4/2021).
“Penguatan dari luar baru punya makna kalau masyarakat di sini (warga lokal) juga memberikan penguatan dan pendampingan terhadap mereka yang masuk kategori tuna grahita. Leadership dari kepala desa dan kiprah karang tarunanya menjadi semangat (bagi warga tuna grahita),” ungkap Gubernur Khofifah.
Salah satu buktinya adalah produksi batik ciprat khas Karang Patihan yang dibuat oleh para warga tuna grahita. Kegiatan tersebut adalah hasil inisiasi dari Bank Indonesia dan warga setempat yang kemudian terus berkembang dan mampu menghasilkan produk tekstil yang indah.
“Saya surprise lo dengan hasil batik ciprat di sini. Karena warnanya, desainnya, sudah cukup dekat dengan kebutuhan pasar. Jadi mungkin kalau ada story telling (cerita di balik pembuatan batik ciprat oleh warga tuna grahita) tentu akan makin bersaing di pasar,” ungkap Gubernur Khofifah.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyambut positif perkembangan yang ada di Desa Karang Patihan. Terutama dengan produk batik cipratnya. Tentunya, hal ini akan terus dikembangkan dan diberdayakan.
“Batik ini akan terus dikembangkan. Biar nanti di sini ada batik ciprat, di sana ada batik ecoprint, sehingga Ponorogo yang dulu pernah dikenal sebagia kota batik maka saat ini mulai timbuh dan akan bangkit kembali,” ujar Bupati Sugiri. (kominfo/dist)