Stunting masih menjadi ancaman bagi kualitas manusia Indonesia mendatang. Hal ini karena kondisi yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama ini, dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Gangguan pertumbuhan ini diantaranya dapat dilihat dari tinggi badan anak yang lebih pendek atau kerdil dari standar usianya. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor perilaku, faktor lingkungan baik sosial, ekonomi, budaya, dan politik, serta pelayanan kesehatan .
Stunting dapat dicegah dengan memaksimalkan perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih. Perbaikan pola makan dapat dilakukan dengan memperhatikan proporsi makanan yaitu memperbesar sumber protein baik hewani maupun nabati. Cara paling mudah untuk mengukur ini adalah melalui istilah yang dikenal dengan“isi piringku”.
Selanjutnya, yang tidak kalah penting juga adalah perbaikan pola asuh. Pola asuh ini harus diajarkan sedini mungkin sejak seorang perempuan merencanakan menikah. Perempuan yang akan menikah harus mendapatkan edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi sehingga para calon ibu ini memahami pentingnya pemenuhin gizi saat hamil, stimulasi bagi janin, serta mengunjungi fasilitas kesehatan untuk memeriksakan kehamilannya.
Kedua langkah diatas harus didukung juga oleh kondisi lingkungan yang bersih. Kebiasaan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan dan tidak membuang air besar sembarangan, harus dibiasakan sejak kecil.