PRODUKTIFITAS sawah di Ponorogo meningkat selama 2021 ini. Badai La Nina dari Samudera Pasifik membuat musim hujan berlangsung lebih panjang namun membawa berkah bagi para petani di Ponorogo.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Hortikultura, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Ponorogo Medi Susanto, Senin (9/8/2021) mengatakan, sejauh ini pandemi tidak menghalangi aktifitas para petani untuk menggarap sawah. Bahkan, ada peningkatan aktifitas di sawah karena musim hujan berkepanjangan sampai Mei.

“Karena hujannya masih turun, banyak petani yang memilih menanam padi lagi padahal biasanya mereka menanam palawija. Akibatnya, luas areal tanam padi meningkat, hasil panen juga meningkat,” kata Medi.
Dalam catatannya, kata Medi, terjadi peningkatan luas sawah pada periode tanam Januari-Juni lalu dari 37.635 hektare menjadi 39.702 hektare. Ada penambahan sawah seluas 2.077 hektare. Terjadi kenaikan indeks pertanaman (IP) di beberapa lahan pertanian dari IP100 ke IP200 atau sekali tanam menjadi dua kali tanam setahun dan ada yang naik dari IP200 menuju IP300 atau menjadi tiga kali tanam padi dalam setahun.

“Hal ini akhirnya membuat hasil pertanian tanaman padi meningkat. Pada periode Januari-Juni 2020 lalu tercatat 23.154,53 ton gabah kering panen sedangkan pada Januari-Juni 2021 sebesar 24.092,07 ton gabah kering panen. Ada kenaikan 93,75 ton atau 4 persen lebih,” ungkap Medi.
Namun, katanya, La Nina juga memberikan kerugian bagi para petani. Angin yang bertiup sangat kencang membuat tanaman padi ambruk. Untuk ambruk pada tanaman yang sudah hampir panen Medi menyatakan hampir tidak ada kerugian sebab malai sudah berisi. Sedangkan untuk tanaman yang belum muncul malainya tentu menjadi kerugian tersendiri.
“Tapi kerugiannya tidak banyak,” ujarnya. Hal lain yang juga menimbulkam kerugian adalah serangan hama wereng juga terjadi di beberapa wilayah meskipun kerusakan yang ditimbulkan juga tidak banyak dan bisa dikendalikan. (kominfo/dist)