SELURUH warga penyandang disabilitas atau difabel di Ponorogo diharapkan bisa mendapatkan jaminan kesehatan dengan menjadi peserta BPJS. Pendataan valid kepada mereka akan menjadi penentunya.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, di sela acara Puncak Hari Disabilitas Internasional di Ponorogo yang digelar di Gedung Cadika Ponorogo, Minggu (5/12/2021) mengatakan, ia tidak ingin ada warga difabel di Ponorogo yang luput dari kepesertaannya di BPJS.

“Ini kan PR kemanusiaan, maka saya tidak ingin ada warga (difabel) yang kecer (tertinggal). Semua harus masuk. Saya akan minta Dinsos dan Baznas untuk bisa memfasilitasi,” ungkapnya.
Menurutnya, semua warga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan bantuan dan fasilitas dari pemerintah.

Lebih lanjut dikatakannya, disabilitas bukanlah kendala bagi warga penyandang disabilitas untuk tidak berkarya. Hal tersebut justru merupakan tantangan untuk bisa dipoles menjadi kelebihan yang luar biasa. Termasuk untuk berpartisipasi dalam membangun Ponorogo.
“Saya dan panjenengan samasama untuk menuju Ponorogo lebih hebat,” ujar Bupati Sugiri disambut tepuk tangan para peserta acara.

Sekretaris Dinsos Ponorogo Gulang Winarno menambahkan, untuk memastikan tidak ada kaum difabel yang tercecer dari kepesertaan BPJS, pihaknya akan segera melakukan validasi data hingga ke tingkat RT. Bahkan, kata dia, dana operasional RT dari Program Bupati bisa digunakan untuk melakukan pendataan tersebut. Dengan demikian data bisa lebih valid.
“Kalau pendataan bisa dilakukan dari tingkat RT, kami yakin datanya akan valid sehingga tidak ada yang tercecer,” ulasnya.
Puncak acara ditandai dengan pemotongan tumpeng. Acara juga diramaikan oleh tarian yang dipentaskan oleh penyandang tuna rungu. Bupati Sugiri juga sempat menyumbangkan suaranya untuk menghibur peserta kegiatan. Saat ini terdapat 150 warga difabel yang masuk dalam tiga komunitas warga difabel. Sedangkan jumlah warga difabel di Ponorogo diperkirakan mencapai 7 ribuan orang. (kominfo/dist)