KABAR gembira bagi seluruh masyarakat Ponorogo. Saat ini reog sudah masuk dalam tiga besar nominasi tunggal rekomendasi usulan Warisan Budaya Tak Benda (WBtB) atau Untangible Culteure Heritage (ICH) dari Indonesia untuk didaftarkan ke UNESCO 2023 mendatang.
Hal ini diungkapkan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang pada Jumat (18/2/2022) petang menerima kabar bahwa berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari 2022 di Jakarta, ternyata reog masuk dalam daftar untuk diusulkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization). Reog masuk dalam kategori nominasi tunggal bersama tempe dan budaya sehat jamu.
“Untuk itu kita akan bekerja keras agar bisa terpilih mewakili Indonesia sebab yang bisa diusulkan ke UNESCO hanya satu. Mungkin tempe dan jamu yang jadi pesaing reog bisa menyusul di lain waktu,” ungkap Kang Bupati Sugiri, Jumat (18/2/2022) malam.
Kerja keras ini di antaranya akan berupa penuntasan naskah akademik dan pembuatan video singkat, durasi 10 menit, tentang reog secara komplit dan utuh untuk menuju seleksi berikutnya.
Pada Jumat malam tersebut, Kang Bupati Sugiri juga menggelar doa bersama dengan para pegiat reog dan seluruh pemangku kepentingan yang ada. Doa bersama dilaksanakan di Pendopo Agung Ponorogo. Selain bersyukur, kegiatan ini juga menjadi upaya agar proses pengakuan oleh dunia bisa berlangsung lancar. Juga dilaksanakan pagelaran reyog obyok oleh para seniman reog di halaman Pendopo Agung Ponorogo.
“Kami ini mencoba membakar semangat dan doa bersama, meminta kepada Allah upaya kami mengusulkan agar reog menjadi nominasi tunggal WBtB terbuka lebar. Saat ini kita mendapatkan nominasi 3 besar, luar biasa tinggal selangkah lagi,” tutur Kang Bupati ketika ditemui selepas tasyakuran.
Lebih lanjut, ia menilai reog memang pantas untuk masuk satu-satunya calon dari Indonesia ke UNESCO di bidang budaya. Hal ini bisa dilihat dari adiluhungnya reog, paduan berbagai kesenian dan dampaknya bagi ekonomi masyarakat Ponorogo yang ternyata memang luar biasa namun tetap ramah lingkungan. Selain itu, reog pernah diklaim oleh negara lain sehingga sudah seharusnya mendapatkan pengakuan dunia..
Karena itu, ia mengajak semua pihak berdoa dan berharap kepada Tim Juri dan Tim Direktorat Jenderal Kebudayaan memilih reog untuk didaftarkan ke UNESCO.
“Dengan Tempe dan Budaya Sehat Jamu bersaing secara fair. Namun jika kita memandang value, di reog ada seni tari, seni topeng, drama, seni musik yang memadukan dua jenis harmonisasi not gamelan.Kami berharap tim juri mempercayakan Reyog menjadi usulan,” tutur Kang Bupati Sugiri.
“Mudah-mudahan yang diusulkan hanya Reyog. Karena ini merupakan kekayaan kebudayaan yang luar biasa,” imbuhnya. (kominfo/dist)