DESA wisata dengan destinasi reog? Mengapa tidak?
Wisatawan diajak beraktivitas langsung dalam kerajinan reog. Sensasi merangkai dadak merak dari susunan bulu burung merak dan menempel kulit kepala macan bakal memberikan kesan mendalam.
“Juga memainkan gamelan dan berlatih tari reog,” kata Oki Widyanarko, Kabid Destinasi dan Pengembangan Pariwisata di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Kamis (14/4/2022).

Oki juga sudah membayangkan keasyikan wisatawan berinteraksi dalam kriya souvenir pernak-pernik reog. Pendek kata, wisatawan berada di lingkungan yang serba reog. Kampung total reog. Mayoritas warga di desa wisata reog itu mengenakan busana tradisional penadon.
“Mereka mengikuti aktivitas para perajin dan seniman reog yang berlatih,” jelasnya.
Menurut Oki, pengelola destinasi wiisata seyogianya berupaya memberikan kenangan ke pengunjung. Kenangan bukan selalu harus berupa souvenir.
“Kesan yang sulit terlupakan membuat pengunjung kembali ingin datang,” ungkapnya. (kominfo/dyah/ade)