Saatnya Reog Reborn dari Pandemi

REOG itu kesenian berkelas mahal. Benar atau salah? Setidaknya, harga satu unit dadak merak berujud jalinan bulu burung merak lengkap dengan kepala barongnya ternyata di kisaran Rp 40 juta hingga Rp 50 juta. Belum terhitung gamelan dan kostum para pemain.

Hitung juga ongkos pertunjukan reog jika di satu paguyuban melibatkan 60 orang. Tak salah jika tim uji petik petik Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif (PM3K) mengklasifikasikan seni pertunjukan reog sebagai lokomotif ekonomi.

Apa lacur? Pandemi Covid-19 memukul keberadaan 23 perajin reog dan gamelan di Ponorogo. Omzet mereka terjun bebasnya selama dua tahun terakhir.

“Omzet turun sekitar 70 persen,” kata Oki Widyanarko, Kabid Destinasi dan Pengembangan Pariwisata di Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Kamis (14/4/2022).

Padahal, seorang perajin biasanya mendapat pesanan empat hingga lima dadak merak dalam setahun. Pertunjukan reog nihil selama pandemi lantaran orang pantang berkerumun. Pesanan dadak merak sepi. Perajin souvenir reog juga ikut terpukul akibat tiadanya perayaan Hari Jadi Ponorogo, Grebeg Suro, dan larangan mudik.

“Tahun 2022 ini diharapkan menjadi recovery,” terang Oki. (kominfo/dyah/ade)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*