INDONESIA tidak mengenal rumus menganggur untuk penduduk mudanya. Sebab , tersedia fasilitas kursus dan pelatihan bagi kelompok usia 17-25 tahun. Tercatat 40 lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di Ponorogo dengan berbagai jurusan keahlian. Puluhan LKP itu juga menawarkan program beasiswa yang tidak memungut biaya alias gratis.
‘’Satuan pendidikan di luar sekolah atau pendidikan nonformal yang bertujuan membantu masyarakat mengembangkan diri dan mengasah keterampilan,’’ kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan Ponorogo Soiran, Senin (18/4/2022).
Menurut dia, LKP dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap mengembangkan diri. Bahkan, pilihan yang tepat bagi mereka yang ingin mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
‘’Tenaga pengajar sudah ahli di bidangnya,’’ terang Soiran.
Program beasiswa LKP sengaja menyasar penduduk usia 17-25 tahun lantaran menjadi kelompok yang rentan putus sekolah. Lulusan lembaga kursus dan pelatihan diharapkan mampu bersaing di dunia kerja. Mereka berhak atas sertifikat keahlian. Tak sedikit yang akhirnya membuka usaha sendiri.
‘’Kami dukung karena mengurangi angka pengangguran langsung,’’ jelas Soiran.
Ada sederet syarat agar LKP dapat berjalan optimal. Yakni, ketersediaan program layanan pendidikan, biaya yang terjangkau, jenis dan jenjang pendidikan semakin berkualitas, serta tidak mengenal perbedaan layanan pendidikan.
‘’Tak kalah penting, ada jaminan bagi lulusan untuk masuk dunia kerja.’’ (kominfo/win/hw)