URUSAN pemerintahan di bidang kesehatan menjadi tugas dinas kesehatan. Mulai A hingga Z. Dari urusan gizi, penyehatan lingkungan, layanan kesehatan dasar, kesehatan keluarga, sampai pencegahan dan pengendalian penyakit. Pelayanan kesehatan idealnya harus berkualitas, adil, dan terjangkau.
Menyasar ke semua lapisan masyarakat, dengan pendekatan siklus hidup yang dimulai sejak seorang ibu mempersiapkan kehamilan, bayinya lahir dan berkembang menjadi anak, remaja, dewasa, pra lanjut usia, hingga memasuki masa tua. Tujuan akhir adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.
Mengundang tabu dan malu jika angka stunting di suatu daerah cenderung tinggi. Tidak untuk Ponorogo. Jumlah anak yang mengalami kurang gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan terus menurun. Empat tahun lalu, survei status gizi Indonesia (SSGI) merilis 30,8 persen balita mengalami stunting dari sekitar 50.000 sampel. Pada 2021 lalu, persentasenya turun tinggal 20 persen.
‘’Hasil dari bulan timbang yang dilaksanakan Februari dan Agustus, angka stunting tinggal 14,92 persen. Mencakup hampir semua populasi balita,’’ kata Kepala Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Lis Suwarni Selasa (19/4/2022).

Menurut dia, anak berusia bawah lima tahun (balita) di Ponorogo pantang kurang gizi. Tak urung, tinggi badan dan berat badan mereka rutin dipantau . Bersamaan itu, asupan makanan dan minuman bergizi terus diberikan. ‘’Kalau si ibu tidak membawa anaknya ke posyandu, petugas yang akan jemput bola mengecek langsung ke rumah,’’ terang ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ponorogo itu.
Lis Suwarni merasa masih memiliki pekerjaan rumah (PR) menekan angka stunting hingga di bawah 14 persen pada 2024 mendatang. Pihaknya sengaja melakukan pendampingan khusus di desa-desa. Jumlah desa yang mendapat pendampingan bakal bertambah dari tahun ke tahun.
‘’Bukan berarti mengabaikan penanganan stunting di desa yang lain, kami menerapkan standar prioritas,’’ ungkapnya.Mencermati penurunan persentase stunting empat tahun terakhir, Lis Suwarni optimistis angka toleransi dari pemerintah pusat bakal tercapai. Apalagi, Dinkes Ponorogo juga melakukan intervensi melalui perbaikan gizi anak-anak.
‘’Ada sejumlah yang ikut peduli terhadap tumbuh kembang anak. (kominfo/win/hw)