Latih Caragiver demi Kasih Sayang ke Lansia

BONUS demografi. Jumlah lanjut usia (lansia) terus bertambah bersamaan meningkatnya usia harapan hidup.  Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) memproyeksikan komposisi penduduk berusia 60 tahun ke atas itu mencapai 15,8 persen dari total populasi pada 2035 mendatang. Negara harus ramah dan santun terhadap kaum lansia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo tidak menutup mata atas konsekuensi piramida penduduk yang menempatkan kelompok warga negara senior itu menempati persentase komposisi yang cukup besar. Salah satu upaya memberikan pendampingan kepada seorang atau kelompok yang tidak mampu merawat dirinya sendiri adalah menyiapkan caregiver.

‘’Caragiver itu orang yang memberikan jasa perawatan atau pengasuhan bagi orang lain. Bisa berasal dari keluarga sendiri ataupun tenaga profesional,’’ kata Nurfadhilatin Ulfa, Pengelola Program Anak Usia Remaja dan Lansia di Dinkes Ponorogo, Selasa (19/4/2022).

Menurut dia, kemampuan fisik dan mental seseorang yang menginjak usia lanjut akan mengalami penurunan. Kemandirian  seorang lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari juga menurun. Seperti halnya balita yang membutuhkan pengasuh, lansia juga perlu orang yang berdedikasi untuk merawatnya.

Nur Fadhilatin Ulfah (Pengelola Program Anak Usia Remaja dan Lansia)

‘’Kondisi lansia semakin lama tidak semakin mandiri, melainkan semakin bergantung pada orang-orang di sekitarnya,’’ jelasnya.

Sudah menjadi pemahaman umum, imbuh dia,  merawat lansia bukanlah pekerjaan mudah. Terlebuh para lanjut usia  dengan kondisi memiliki penyakit menahun seperti demensia, parkinson, atau alzheimer. Tak hanya mental, kondisi itu dapat memengaruhi kemampuan fisik mereka.

‘’Merawat lansia tidak saja membutuhkan kesabaran ekstra, tapi juga harus dibekali ilmu sebagai pertolongan pertama saat menghadapi kondisi tertentu,’’ terang Nurfadhilatin Ulfa.

Dia mengungkapkan, dinkes tahun ini menganggarkan pelatihan caregiver di tingkat kabupaten. Pelatihan pengasuh lansia itu bakal berlangsung berjenjang di skala kecamatan, kader kesehatan di desa, hingga ke anggota keluarga.

‘’Pelatihan caregiver penting dan mendesak mengingat jumlah lansia yang terus bertambah,’’ ungkapnya.

 Seiring dengan bertambahnya penyakit degeneratif dan kondisi tertentu, lansia secara fisik dan mental akan kembali menjadi seperti anak-anak. Nurfadhilatin Ulfa berharap keluarga sebagai orang terdekat dan tempat bergantung utama, harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk menjadi caregiver bagi lansia degan penuh kasih sayang. (kominfo/dyah/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*