Kelas Calon Pengantin Cegah Sederet Risiko

MENIKAH ternyata butuh pelatihan. Namanya kelas calon pengantin berupa bimbingan pranikah selama tiga bulan yang lulusannya berhak atas sertifikat sebagai syarat perkawinan. Dinas kesehatan (dinkes) juga berkepentingan lantaran menyangkut penyuluhan tentang reproduksi serta penyakit-penyakit yang mungkin terjadi pada permasalahan suami dan istri hingga masalah stunting.

‘’Perlu juga edukasi tentang pentingnya 1.000 HPK (hari pertama kehidupan) seorang anak,’’ kata Lis Suwarni, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat di Dinkes Ponorogo.

Menurut dia, 1.000 HPK itu meliputi 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak. Fase yang amat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasa. Calon pengantin seyogianya mencegah terjadinya risiko-risiko buruk yang mungkin terjadi selama kehamilan dan kelahiran.

‘’Seorang ibu harus dalam kondisi sehat untuk dapat mengandung dan melahirkan anak,’’ terang Lis.

Upaya mencegah tiga masalah utama tumbuh kembang balita –stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan), wasting (berat dan tinggi badan kurang), serta underweight (berat badan terlalu rendah)—dapat berawal sejak kelas catin.

‘’Pemenuhan gizi yang baik pada 1.000 HPK akan menentukan tumbuh kembang anak sampai dewasa nanti. Ini golden age (umur emas),’’ jelas Lis.

Selama mengikuti bimbingan pranikah, kesiapan mental calon pengantin bakal terlihat. Sebeba, peserta harus mengisi kuesioner hingga terdeteksi apakah memiliki gangguan kecemasan, depresi, atau kelainan mental lainnya. Pun, langkah-langkah pencegahan masih dapat dilakukan.

‘’Misalnya calon pengantin perempuan mengalami kurang darah, maka akan dibantu obat atau vitamin penambah darah. Demikian pula dengan kondisi gangguan jiwa, akan dilakukan langkah lanjutan seperti konsultasi atau rujukan ke dokter spesialis,’’ jelas Lis. (kominfo/dyah/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*