BIASAKAN pulang dari bepergian membawa buah tangan. Sekadar oleh-oleh atau berupa cenderamata. Toko souvenir di Jalan Parikesit, Ponorogo, dapat menjadi pilihan bagi pemudik membeli kenang-kenangan khas untuk teman atau kerabat.
Mulai kaus bergambar reog beragam ukuran, baju penadhon, udheng, kolor warok, hingga gantungan kunci akan mudah didapat.
Tanpa kecuali, kostum penari jathil, topeng Klono Sewandono, Bujangganong, dan miniatur reog. Harganya pun beragam. Mulai Rp 5 ribu untuk gantungan kunci, kaus reog seharga puluhan ribu, hingga miniatur reog yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah.
‘’Kami buka usaha penjualan souvenir sejak tahun 2005,’’ kata Mahfud, pemilik usaha dagang (UD) itu.

Dia menyebut momentum Lebaran sebagai waktu banjir rezeki. Pengunjung bakal masuk dan keluar toko souvenir itu. Mayoritas dari mereka adalah pemudik. Namun, Mahfud sempat kehilangan peluang omzet besar seperti itu dua tahun bersamaan larangan mudik Lebaran.
‘’Mudah-mudahan Lebaran 2022 ini kembali pulih karena mudik diizinkan,’’ jelas pensiunan guru itu.
Mahfud juga berharap momentum Grebeg Suro dan Hari Jadi Ponorogo ikut mendongkrak penjualan souvenir. Grebeg Suro menandai datangnya 1 Muharam, sedangkan peringatan Hari Jadi Ponorogo setiap Agustus.
‘’Sering-sering yang cari souvenir itu orang Ponorogo yang merantau ke Kalimantan atau Sumatra,’’ ujar Mahfud. (kominfo/dyah/hw)