Orang Awam Akhirnya Mafhum Penyakit Mulut dan Kuku Sapi

HIRUK Pasar Hewan Jetis kian pikuk, Rabu (11/5/2022). Itu bersamaan serombongan petugas Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo datang dengan membawa peralatan komplet.

Sejumlah pedagang dan pemilik sapi akhirnya mafhum bahwa ada pemeriksaan kesehatan hewan. Apalagi, setelah pamflet bertuliskan imbuan agar waspada terhadap penyakit mulut dan kuku (PMK) disebarluaskan.

Niti Adi Saputra 50, pedagang hewan asal Desa Winong Kecamatan Jetis, misalnya, seumur-umur baru mengetahui PMK yang menyerang sapi. Padahal, dia sudah 16 tahun berdagang sapi dari pasar ke pasar hewan di sejumlah kecamatan sesuai hari pasaran.

Niti yang awalnya awam akhirnya mendapatkan pengetahuan baru tentang ciri-ciri hewan terjangkit penyakit mulut dan kuku.

‘’Kalau muncul tanda-tanda seperti di brosur harus segera menginformasikan  kepada petugas. Nomor teleponnya sudah ada di selebaran,’’ kata Niti.

Ada delapan ciri-ciri hewan herbivora berkuku genap  jika terserang penyakit infeksius yang disebabkan Apthovirus itu. Yakni, deman tinggi; air liur berlebih dan berbusa; luka lepuh di lidah dan rongga mulut; pincang dan luka pada kaki yang kadang disusul lepasnya kuku; tremor atau sulit berdiri; tidak mau makan; napas cepat; serta produksi susu menurun.

‘’Makanya disebut penyakit mulut dan kuku,’’ ungkap Niti.

Sementara itu, Ahmad Fauzan, 35, pedagang sapi asal Ngrayun, mengatakan bahwa tidak ada pengaruh beredarnya kabar PMK terhadap harga sapi.

Bahkan, harga ternak kurban cenderung naik karena mulai mendekati Idul Adha. Seekor sapi yang sebelumnya seharga Rp 24 juta naik menjadi Rp 27 juta di Pasar Hewan Jetis itu.

‘’Saya putuskan belum kulak dulu, menunggu perkembangan,’’ ujarnya. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*