PASAR Hewan Jetis ternyata melegenda. Diyakini sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda, pasar sapi di Kecamatan Jetis, Ponorogo, itu selalu ramai setiap hari pasaran Pahing. Sebanyak 300 ekor sapi mampu diikat di pipa horizontal yang tersedia. Pasar hewan itu juga biasa dijejali ratusan penjual dan pembeli yang ingin bertransaksi.
‘’Pembeli datang dari Magetan, Boyolali, Trenggalek, Tulungagung, dan Lamongan,’’ kata Kepala Pasar Hewan Jetis Giarto, Rabu (11/5/2022).

Dia meyakinkan bahwa pedagang yang datang dari Lamongan itu hendak mengulak sapi. Seperti diketahui, Lamongan bersama Gresik, Sidoarjo, dan Mojokerto termasuk daerah menjangkitnya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi. Kecil kemungkinan ternak dari empat daerah itu terdistribusi ke Ponorogo.
‘’Datang ke Jetis itu untuk membeli, bukan menjual sapi,’’ jelasnya.

Giarto mencermati, aktivitas jual beli sapi di Pasar Hewan Jetis tetap berlangsung normal. Meskipun kabar tentang PMK sudah tersiar luas. Apalagi, tim dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo sudah turun melakukan pemeriksaan dengan nihil temuan.
‘’Tetap antisipasi dengan melakukan sosialisasi tentang ciri-ciri ternak yang terserang PMK untuk segera melapor ke petugas,’’ ungkapnya. (kominfo/win/hw)