Wujudkan Air Mancur Menari di Telaga Ngebel Mulai Agustus 2022

PROYEK water fountain (air mancur) untuk memperindah Telaga Ngebel segera mengambil garis start. Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya (UB) Malang memaparkan tahapan pembangunan water fountain yang dapat menari di destinasi wisata andalan Ponorogo itu. Diawali pekerjaan tribun area, pembangunan tempat panel kontrol, dan pengadaan travo listrik pada Agustus hingga Desember 2022.

‘’Mewujudkan water fountain itu membutuhkan infrastruktur penunjang,’’ kata Eddi Basuki Kurniawan, salah seorang pemateri dari LPPM UB.

Pemaparan master plan (rencana utama) water fountain Telaga Ngebel itu berlangsung di ruang rapat Bappeda Litbang Ponorogo dengan peserta sejumlah perwakilan perangkat daerah terkait, Kamis (19/5/2022).

‘’Fokus membangun water fountain-nya di tahun 2023,’’ imbuh Eddi yang seorang dosen di UB itu.

Menurut dia, posisi water fountain di perairan telaga. Tidak berada di tengah dan tidak terlalu di pinggir. Air terjun menari itu kelak juga tidak menyala 24 jam nonstop. Melainkan pada jam-jam tertentu tergantung pemograman.

‘’Seperti di tempat wisata yang lain, di jam tertentu sehingga pengunjung bisa berkumpul untuk menyaksikan,’’ jelasnya.

Dosen Universitas Brawijaya Eddi Basuki Kurniawan

Eddi membeberkan, membangun water fountain membutuhkan dana miliaran rupiah. Anggaran sebesar itu untuk pekerjaan tribun area Rp. 600 juta, rumah panel Rp 800 juta, pengadaan travo listrik Rp 1,5 miliar dan water fountain-nya Rp 1,1 miliar.

‘’Sesuai misi bupati menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan Ponorogo dengan mengembangkan kawasan strategis di Telaga Ngebel,’’ terangnya.

Terpisah, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menegaskan, proyek water fountain di Telaga Ngebel sudah memasuki perancangan detail engineering design (DED), melengkapi dokumen lingkungan dan analisis mengenai dampak lalu lintas (andalalin), serta penunjukan konsultan pengawas.

‘’Tim sudah survei ke lokasi, mudah-mudahan tahun ini bisa naik lelang,’’ tegasnya.

Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko—juga mengungkapkan bahwa pembangunan water fountain itu tidak dapat tergesa-gesa. Sebab, harus melibatkan lintas sektoral, di antaranya, Pemprov Jatim, Perhutani, dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

‘’Kita selalu koordinasikan supaya tidak terjadi kesalahpahaman,’’ ungkapnya.

Mengembangkan kawasan strategis di Telaga Ngebel butuh tahapan. Tanpa kecuali, pembangunan water fountain yang diawali dengan persiapan sarana penunjang. Pengembangan akan memerlukan anggaran lebih besar jika harus menyediakan sentra pedagang, area parkir memadai, dermaga wisata air, pasar agrobisnis, dan pembangunan jalan layang.

‘’Anggarannya belum cukup kalau ingin kita paksakan,’’ ujarnya sembari menyebut Telaga Ngebel memerlukan daya pikat tambahan selain keindahan alamnya. (kominfo/win/hw)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*