HAUL ke-275 Kiai Ageng Muhammad Besari mencapai puncaknya, Selasa (14/6/2022) malam. Ribuan jemaah memadati area parkir Ronggowarsito di Masjid Jami’ Tegalsari, Jetis, Ponorogo. Makam Kiai pendiri Pesantren Tegalsari itu berada satu kompleks dengan masjid. Para pengunjung datang dari seputaran Ponorogo, Trenggalek, Madiun, Ngawi, dan Magetan.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Wakil Bupati Lisdyarita, dan Forkopimda Ponorogo mengikuti acara penutupan haul. Kiai Ageng Muhammad Besari menyandang nama besar. Sebab, Pesantren Tegalsari sempat melahirkan sejumlah ulama yang mendirikan pesantren ternama di belahan Nusantara. Kiai Ageng Muhammad Besari juga mendapat sebutan mahaguru para raja Jawa.

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengungkapkan bahwa haul bukan sebatas memperingati wafatnya Kiai Ageng Muhammad Besari. Namun, mengenang jasa-jasa almarhum semasa menyebarkan Islam di Ponorogo pada sekitar abad ke-17. Bersamaan itu, ada warisan nilai-nilai luhur yang tetap relevan diimplementasikan hingga sekarang ini.
‘’Dari haul ini harus mampu mengambil nilai-nilai luhur yang pernah almarhum tinggalkan,’’ kata Kang Bupati –sapaan Bupati Sugiri Sancoko.

Acara penutupan haul Kiai Ageng Muhammad Besari semakin meriah dengan pengajian Gus Miftah Maulana Habiburrahman. Pengasuh Ponpes Ora Aji di Jogja itu mengaku memiliki silsilah dengan Kiai Ageng Besari. Selama ini masih terjadi kerancuan antara nama Kiai Ageng Muhammad Besari dan Kiai Ageng Hasan Besari, cucunya.
Sementara itu, Teguh Widadi, Ketua Panitia Haul ke-275 Kiai Ageng Muhammad Besari, mengatakan bahwa rangkaian acara tahun ini berjalan sukses berkat dukungan sejumlah pihak. Kirab budaya yang berlangsung siang menjelang malam penutupan juga menyedot ribuan pasang mata. Peserta kirab mengawali rute dari makam Kiai Danapura di Dusun Setono Desa Tegalsari Kecamatan Jetis yang merupakan guru Kiai Ageng Muhammad Besari. Beragam jenis kesenian ikut menyemarakkan prosesi kirab yang berakhir di area Masjid Jami’ Tegalsari itu. (kominfo/fad/hw)