WABAH penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi ternyata tidak serta merta membuat harga dagingnya anjlok. Harga pasaran daging sapi di Pasar Legi Ponorogo bertahan di nominal Rp 130 ribu per kilogram. Sejumlah pedagang rela menurunkan sedikit harga lantaran sepinya pembeli.
‘’Harga cenderung tetap, kalau ada yang nawar lima sampai sepuluh ribu terpaksa dilepas agar dagangan cepat habis,’’ kata Darmini, salah seorang pedagang daging, Senin (27/6/2022).
Dia mengungkapkan bahwa cukup mudah membedakan daging sapi yang sehat. Yakni, dagingnya cenderung kering dan kesat. Sedangkan daging dari hasil sembelihan sapi penyakitan berwarna pucat, lembek, bahkan berair.
‘’Kami tidak pernah menjual daging dari sapi penyakitan, harus jaga kualitas,’’ ungkap Darmini.
Harga daging sapi mampu bertahan, tidak demikian dengan perilaku konsumen. Tingkat konsumsi daging sapi turun drastis. Darmini mengaku omzetnya turun tinggal 20 persen. Sekuintal daging biasanya ludes terjual dalam sehari. Belakangan ini bersamaan PMK merebak, daging dagangannya laku 20 kilogram sudah terbilang laris.
‘’Pelanggan jarang yang datang,’’ jelasnya.
Sepinya pembeli juga terlihat dari jumlah pedagang yang menempati los daging di Pasar Legi. Dapat dihitung dengan sebelah jari tangan. Padahal, menjelang dan bersamaan datangnya bulan Zulhijah sesuai penanggalan Hijriah menjadi masa panen pedagang daging sapi. ‘’Musim resepsi pernikahan, sekali beli ada yang 20 sampai 50 kilo,’’ ujar Dani Ferdianto, pedagang lainnya. (kominfo/magang/hw)