KORELASI antara vaksin dan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi. Sepekan berjalan, angka persebaran kasus di Kecamatan Pudak melandai bersamaan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertahankan) Ponorogo menggencarkan vaksinasi.
‘’Terjadi penurunan laju persebaran kasus. Angka kematian juga menurun,’’ kata Roiin Umayya, dokter hewan pada Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kecamatan Pudak, Ponorogo, Selasa (28/6/2022).
Kecamatan Pudak sebagai sentra peternakan sapi perah sempat mencatatkan 5.345 kasus PMK dengan 201 kematian. Eskalasi yang tinggi membuat kecamatan paling timur di Ponorogo itu menjadi titik konsentrasi penanganan PMK. Roiin mencatat penambahan kasus tidak seperti pekan-pekan sebelumnya saat harus menangani sekitar 500 sapi yang terserang PMK dalam sehari.
‘’Dua dokter hewan dan dua paramedik di Puskeswan Pudak sempat kewalahan,’’ terangnya.

Menurut Roiin, pihaknya belakangan ini juga hanya menerima satu atau dua laporan sapi perah mati akibat terjangkit PMK. Tingkat kematian sebelumnya mencapai belasan ekor per hari. Pihaknya sedang menunggu hasil uji laboritorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates di Jogja terkait penyebab tingginya kasus kematian sapi di Pudak.
‘’Angka kematian cenderung menurun,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Dispertahankan Ponorogo mematok target 8.000 vaksinasi sapi kelar awal Juli mendatang. Mengambil start Minggu (26/6/2022) lalu, ratusan vaksin kini sudah disuntikkan. Keterbatasan petugas terbantukan dengan turun tangannya relawan dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. (kominfo/win/hw)