TIDAK keliru jika Ponorogo berpredikat Kota Budaya. Tata rias pengantinnya menganut gaya Ponoragan lengkap dengan busana khasnya. Pemkab Ponorogo menggelar workshop tata rias pengantin Ponoragan itu dengan 30 peserta di Sasana Praja.
‘’Ponorogo memiliki ciri khas tata rias pengantin berikut busananya,’’ kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi kepada PNG.go.id, Selasa (19/7/2022).
Menurut dia, panitia workshop sengaja mengundang Sujti Hariati, penata rias kawakan di Ponorogo yang memiliki jam terbang selama 37 tahun, sebagai instruktur. Judha berharap pelatihan layaknya make-up artist itu mampu menjaga kelestarian paes pengantin khas Ponorogo.
‘’Akan terjadi regenerasi penata rias Ponoragan,’’ kata Ketua Harian Panitia Grebeg Suro 2022 dan Hari Jadi ke-526 Kabupaten Ponorogo itu.

Judha mengungkapkan, tata rias dan busana pengantin Ponoragan bakal menjadi bagian Ponorogo Kreatif Festival (PKF). Yakni, peragaan busana (fashion show) karya desainer Ponorogo di Jalan Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto. Masih dalam rangkaian Grebeg Suro 2022.
‘’Ada panggung ditata sedemikian rupa dengan karpet merahnya bersamaan dengan HOS-kestra,’’ jelasnya.
Tata rias pengantin Ponoragan memiliki ciri pada riasan tradisional, unik dan terkesan menekan tebal. Alis pengantin berbentuk menyerupai tanduk rusa (nyungu kidang) yang bercabang. Sedangkan warna lipstik merah darah untuk menciptakan bentuk bibir yang indah. Make up pengantin Ponoragan juga menganut cengkorongan paes yang menunjukkan nilai keanggunan. (kominfo/win/hw)