KELESTARIAN reog bakal terjaga lama. Bagaimana tidak? Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) sudah terlaksana 27 kali.
Di tahun yang kesembilan, Festival Reog Mini (FRM) ikut melapisi setiap ada gelaran Grebeg Suro dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo.
Panggung Utama Alun-Alun Ponorogo menjadi saksi penyelenggaraan festival reog saban tahun itu.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi, jumlah 31 peserta FRM XVIII di luar prediksinya.
FRM yang dibuka Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko pada Kamis (21/7/2022) malam tercatat sebagai pentas pertunjukan reog terlama dalam semalam.
‘’Setiap grup reog tampil selama 25 menit di atas panggung, dalam semalam ada sembilan peserta. Festival baru selesai pukul satu dini hari,’’ kata Judha.

Judha mencatat tiga grup reog SD dan delapan grup reog SMP di Ponorogo yang secara mandiri menjadi peserta FRM.
Sebanyak 20 grup lainnya mewakili kecamatan masing-masing. Padahal, perlu persiapan selama tiga bulan sebelum tampil di festival.
Judha tunjuk bukti bahwa kesenian reog sudah menjadi bagian muatan lokal ekstrakurikuler di mayoritas sekolah.
‘’Selama masih ada festival reog mini, maka festival reog nasional tetap akan berlangsung. Sebuah jaminan kesenian reog tidak akan punah,’’ jelasnya.
Sementara itu, pamor penyelenggaraan FNRP tidak berkurang meskipun sempat terhenti dua tahun akibat pandemi Covid-19.
Dari 27 peserta, 13 di antaranya berasal dari grup reog luar daerah. Mereka rela datang dari Jakarta, Jogja, Solo, Jember, Surabaya, Gresik, Malang, Mojokerto, Ngawi, Magetan, Madiun, dan Pacitan untuk mengikuti festival reog yang memprebutkan Piala Presiden itu.
‘’Dari 14 peserta lokal, tujuh grup reog di antaranya mewakili SMA dan SMK,’’ ungkap Judha. (kominfo/win/hw)