PERAN sentral KRMA Mertonegoro mengemuka saat kirab pusaka dalam rangkaian Grebeg Suro 2022 di Ponorogo, Jumat (29/7/2022). Nama bupati Ponorogo ke-13 itu kerap disebut bersamaan upacara serah terima tiga pusaka Ponorogo sebelum dikirab bregada (regu pasukan) yang terdiri dari kades dan sekdes se-Kecamatan Jenangan dari Kota Timur ke Kota Tengah.
Kang Bupati Sugiri Sancoko memerankan Mertonegoro dalam upacara pemberangkatan Tombak Kyai Tunggul Naga, Angkin Cinde Puspita, dan Payung Kyai Songsong Tunggul Wulung dari area makam Batoro Katong itu. Sedangkan Sekda Ponorogo, Agus Pramono mengambil peran sebagai Patih Sasrakusuma yang mengalungkan rangkaian melati ke para anggota bregada sebelum bertugas mengirab ketiga pusaka itu.

Mertonegoro adalah bupati pertama Kota Tengah yang menjabat selama 17 tahun (1837-1854). Alip Sugianto dalam bukunya yang berjudul ‘’Sejarah Adipati dan Bupati Ponorogo (1496-2016)’’ menggelari Mertonegoro sebagai Founding Father Kota Baru.
‘’Memilih pusat pemerintahan di Kelurahan Mangkujayan bukan tanpa alasan. Pertimbangan faktor strategis karena jalur perdagangan antar wilayah dengan Kadipaten Pacitan, Kabupaten Wonogiri, Kadipaten Madiun, Magetan, dan Kadipaten Trenggalek,’’ tulis Alip Sugianto.
Mertonegoro membuat jalan lingkar kota dengan menanam perindang pohon asem. Di setiap perempatan juga dibangun gardu pengamanan yang disebut gerdon. Mertonegoro pula yang memprakarsai pembangunan sejumlah pasar, masjid, rumah dinas bupati, paseban, penjara, dan rumah sakit.
‘’Mertonegoro masih memiliki trah Katongan dan Jayengranan yang berjasa dalam babad Ponorogo,’’ terangnya.
Kirab pusaka dalam rangkaian Grebeg Suro menapak tilas perpindahan pusat pemerintahan dari Kota Timur ke Kota Tengah pada 185 tahun lalu. Upacara serah terima pusaka di makam Batoro Katong berlangsung dengan bahasa Jawa Krama khas Ponorogo. Peserta upacara juga mengenakan busana kebesaran Ponoragan. Tanpa kecuali, para pejabat yang ikut kirab naik kereta kuda. (kominfo/fad/hw)